KUMPULAN BEBERAPA HADITS SHAHIH
Dari Kitab Bukhari dan Muslim
Dari Abi Abdurrahman Abdillah bin Umar
bin Khattab ra. berkata: Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda:
“Bangunan Islam itu atas lima perkara Mengakui bahwa tiada Tuhan
melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad itu Utusan Allah, Mendirikan
Shalat, Mengeluarkan Zakat, Mengerjakan Haji ke Baitullah dan Puasa
bulan Ramadhan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abi Hamzah Anas bin Malik ra.
pelayan Rasulullah saw dari Nabi saw telah berkata: “Tidak sempurna iman
seseorang diantaramu hingga mencintai saudaranya seperti ia mencintai
dirinya sendiri.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Ibni Mas’ud ra. telah berkata: Telah
bersabda Rasulullah saw: “Tidak halal darah seorang muslim kecuali
disebabkan salah satu dari tiga perkara: Duda/janda yang berzina,
Pembunuhan dibalas bunuh, Orang meninggalkan agamanya, memisahkan diri
dari jama’ah (murtad).”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Musa (Abdullah) bin Qais
al-asy’ary r.a. berkata: Rasulullah saw ditanya mengenai orang-orang
yang berperang karena keberanian, karena kebangsaan atau karena
kedudukan manakah diantara semua itu yang disebut fisabilillah?
Rasulullah saw menjawab, “Siapa yang berperang semata-mata untuk
menegakkan kalimatullah (agama Allah) maka itulah fisabilillah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Bakrah (Nufa’i) bin al Harits
ats Tsaqafy berkata: Rasulullah saw bersabda, “Apabila dua orang Muslim
berhadapan dengan pedang masing-masing maka pembunuh dan terbunuh
keduanya sama-sama masuk neraka. Abu Bakrah bertanya, “Ya Rasulullah,
yang membunuh jelas masuk neraka tetapi mengapa yang terbunuh juga
demikian? Rasulullah saw menjawab, “Karena ia juga memiliki niat
sungguh-sungguh akan membunuh lawannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Anas bin Malik r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah lebih suka menerima taubat
seorang hamba-Nya melebihi kesenangan seorang yang menemukan kembali
tiba-tiba untanya yang telah hilang daripadanya di tengah hutan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Said dan Abu Hurairah r.a.
berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tiadalah seorang Muslim itu menderita
kelelahan atau penyakit atau kesusahan (kerisauan hati) hingga tertusuk
duri melainkan semua itu akan menjadi penebus kesalahan-kesalahannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata,
Rasulullah bersabda, “Bukanlah orang yang kuat itu yang dapat membanting
lawannya, kekuatan seseorang itu bukan diukur dengan kekuatan tetapi
yang disebut orang kuat adalah orang yang dapat menahan hawa nafsunya
pada waktu marah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Khalid (Hakim) bin hizam r.a.
berkata, Rasulullah saw bersabda , Penjual dan pembeli keduanya bebas
belum terikat selagi mereka belum berpisah maka jika benar dan jelas
keduanya, diberkahi jual beli itu tetapi jika menyembunyikan dan
berdusta maka terhapus berkah jual beli itu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Seseorang
datang kepada Rasulullah saw lalu bertanya, “Ya Rasulullah, sedekah
manakah yang lebih besar pahalanya? Rasulullah saw menjawab, “Bersedekah
dalam keadaan sehat sedang engkau amat sayang kepada harta tersebut,
takut miskin dan mengharapkan kekayaan. Oleh sebab itu jangan
menunda-nunda sehingga apabila ruh (nyawa) sudah sampai di tenggorokan
(hampir mati) lalu engkau berwasiat untuk si fulan sekian, untuk si
fulan sekian.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Neraka tertutup oleh berbagai syahwat dan hawa
nafsu sedangkan surga tertutup oleh berbagai kesukaran dan keberatan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Yang mengikuti mayyit ada tiga keluarga, kekayaan dan amalnya
maka yang dua kembali yaitu keluarga dan kekayaannya dan tetap tinggal
padanya yang satu yaitu amal perbuatannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Siapa yang mengambil hak orang lain walau sejengkal tanah
akan dikalungkan hingga tujuh petala bumi.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash r.a.
berkata: Rasulullah saw bersabda, “Seorang Muslim adalah yang dapat
selamat sekalian orang Muslim dari gangguan lidah dan tangannya. Seorang
Muhajir adalah orang yang meninggalkan semua larangan Allah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Usamah bin Zaid r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Aku berdiri di muka pintu surga tiba-tiba
kudapatkan kebanyakan yang masuk surga adalah orang-orang fakir miskin
sedangkan orang-orang kaya masih tertahan oleh perhitungan kekayaanya
dan orang-orang ahli neraka telah diperintahkan masuk neraka maka ketika
saya berdiri di dekat pintu neraka tiba-tiba kudapatkan kebanyakan yang
masuk ke dalamnya adalah orang-orang perempuan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Anas r.a. berkata: Seorang Arab
bertanya kepada Rasulullah saw, “Bilakah hari kiamat?” Rasulullah saw
menjawab, “Apakah bekalmu untuk menghadapinya?” Ia menjawabnya cinta
kepada Allah dan Rasul-Nya maka Rasulullah saw bersabda, “Engkau akan
berkumpul dengan orang yang engkau cintai.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abdullah bin Mas’ud ra meriwayatkan
bahwa ia bertanya kepada Rasulullah saw tentang perbuatan apa yang
paling disukai Allah Ta’ala. Rasulullah menjawab, “Menjalankan shalat
pada waktu yang ditetapkan.” Saya bertanya, “Dan sesudah itu?” Beliau
menjawab, “Berbuat baik kepada orang tua.” Saya bertanya, “Dan sesudah
itu?” Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.”
(Bukhari)
(Bukhari)
Dari Umar ra. dan Aisyah ra. menceritakan
bahwa Rasulullah saw bersabda, “Jibril selalu memperingatkanku tentang
hak-hak tetangga sehingga aku cenderung percaya bahwa ia bisa-bisa akan
memberi mereka bahkan hak-hak warisan
(Bukhari)
(Bukhari)
Dari Abu Bakar ra. meriwayatkan bahwa
Rasulullah saw bersabda, “Tidak usahkan aku menceritakan tentang dosa
terburuk?” Kami berkata, “Katakanlah, ya Rasulullah!” Rasulullah saw
bersabda, “Menyekutukan seseorang dengan Allah dan tidak patuh terhadap
orang tua.” Rasulullah saw sedang bersandar kemudian duduk tegak seraya
bersabda, “Hati-hatilah dari berkata dusta.” Beliau terus
mengulang-ulangi perkataan beliau itu sehingga kami memohon agar
berkenan menghentikannya.
(Bukhari)
(Bukhari)
Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Bakal ada tentara yang menyerang Ka’bah tetapi ketika mereka
sampai di suatu lapangan tiba-tiba mereka semua dibinasakan dari yang
pertama hingga yang terakhir.” ‘Aisyah r.a. bertanya, “Ya Rasulullah,
kenapa mereka semua dibinasakan padahal diantara mereka ada yang di
pasar dan tidak ikut menyerang?” Rasulullah saw menjawab, “Dibinasakan
semua kemudian akan dibangkitkan menurut niat masing-masing.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Aku bermimpi seolah-olah aku bersiwak (menggoosok gigi).
Tiba-tiba datang kepadaku dua orang maka aku berikan siwak itu kepada
yang kecil tetapi aku ditegur, “Dahulukan yang besar maka aku berikan
kepada yang besar.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Musa al-Asy’ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Seseorang itu akan berkumpul bersama orang yang dikasihinya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash r.a. berkata:
Rasulullah saw menengokku pada haji wada’ dari cekaman suatu penyakit
yang hampir saja merenggut nyawaku lalu aku berkata, “Ya Rasulullah,
sebagaimana engkau lihat, penyakitku ini cukup berat sedangkan aku
adalah orang yang berharta dan tidak ada ahli warisku kecuali seorang
anak perempuanku. Bolehkah aku bersedekah dengan dua pertiga dari
hartaku?” Rasulullah saw menjawab, “Jangan” Aku berkata, “Bagaimana
kalau separuhnya?” Rasulullah menjawab, “Jangan, sepertiga saja dan
sepertiga pun sudah cukup banyak. Sesungguhnya jika eangkau tinggalkan
ahli warismu dalam keadaan kaya raya adalah lebih baik daripada engkau
tinggalkan mereka dalam keadaan kekurangan meminta-minta kepada manusia.
Dan tidaklah engkau mengeluarkan suatu pembelanjaan dengan menuntut
keridhaan Allah melainkan engkau akan diberi pahala karenanya hingga
sesuap makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu.” Aku berkata, “Ya
Rasulullah, apakah aku ditinggalkan (di Makkah) sesudah kawan-kawanku
(berhijrah)?” Rasulullah saw menjawab, “Sesungguhnya engkau tidak
ditinggal lalu engkau beramal dengan suatu amal yang ditujukan untuk
mencari keridhaan Allah melainkan dengannya engkau akan bertambah
derajat dan pangkatmu. Barangkali engkau tertinggal ini akan
mendatangkan manfaat bagi orang banyak dan mendatangkan kerugian bagi
lainnya.” Kemudian Rasulullah saw berdo’a, “Ya Allah teruskanlah bagi
sahabat-sahabatku hijrah mereka dan jangan Engkau kembalikan mereka ke
belakang (ke Mekkah).” Tetapi yang kecewa adalah Sa’ad bin Khaulah yang
dikasihi oleh Rasulullah sawkarena ia meninggal dunia di Makkah.
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Sa’id (Sa’ad bin Malik bin
Sinan) al-Khudry berkata: Rasulullah saw bersabda, “Pernah terjadi pada
umat terdahulu seseorang yang telah membunuh sembilan puluh sembilan
jiwa kemudian ingin bertaubat maka ia pun mencari seorang alim lalu
ditunjukkan kepadanya seorang pendeta maka ia pun bertanya,
“Sesungguhnya saya telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa apakah
ada jalan bagiku untuk bertaubat?” Jawab pendeta, “Tidak ada” Seketika
pendeta itupun dibunuhnya sehingga genaplah seratus orang yang telah
dibunuhnya. Kemudian ia mencari orang alim lainnya dan ketika telah
ditunjukkan iapun menerangkan bahwa ia telah membunuh seratus orang
apakah ada jalan untuk bertaubat? Jawab si alim, “Ya, ada dan siapakah
yang dapat menghalangimu untuk bertaubat? Pergilah ke dusun itu karena
di sana banyak orang-orang yang taat kepada Allah. Maka berbuatlah
sebagaimana perbuatan mereka dan jangan kembali ke negerimu ini karena
negerimu ini adalah tempat penjahat.” Maka pergilah orang itu tetapi di
tengah perjalanan mendadak ia mati. Maka bertengkarlah Malaikat rahmat
dengan Malaikat siksa. Malaikat rahmat berkata, “Ia telah berjalan untuk
bertaubat kepada Allah dengan sepenuh hatinya.” Malaikat siksa berkata,
“Ia belum pernah berbuat kebaikan sama sekali.” Maka datanglah seorang
Malaikat berupa manusia yang menjadi juru penengah (hakim) di antara
mereka. Ia berkata, “Ukur saja jarak antara dusun yang ditinggalkan dan
yang dituju maka kemana ia lebih dekat, masukkanlah ia kepada golongan
orang sana. Maka diukurlah kedua jarak itu dan ternyata lebih dekat
kepada dusun orang-orang baik yang dituju, kira-kira terpaut sejengkal.
Maka dipeganglah ruhnya oleh Malaikat rahmat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Utsman bin Affan ra. meriwayatkan
bahwa Rasulullah saw bersabda: “Tidak seseorang memasuki waktu shalat
wajib kemudian ia berwudhu’ dan shalat dengan khusyu’ dan memelihara
ruku’nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu selama
tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa.”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Imran bin Hushain ra., Rasulullah
saw bersabda: “Ada 70.000 orang dari umatku yang masuk surga tanpa
hisab.” Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka, ya Rasulullah?”
Rasulullah saw bersabda, “Mereka adalah orang yang tidak beristirqa’
(meminta pengobatan dengan cara jampi-jampi) tidak bertathayyur
(menggantungkan nasib kepada terbangnya burung), tidak melakukan
pengobatan dengan cara membakar bagian yang sakit dengan besi panas
membara dan orang-orang yang bertawakkal kepada Rabb mereka.”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Abdillah bin Mas’ud ra. bahwa
Rasulullah saw bersabda, “Orang yang mempunyai sifat sombong sedikit
saja di dalam hatinya tidak akan masuk surga.” Seseorang berkata,
“Bagaimana halnya ihwal seseorang yang mempunyai pakaian-pakaian yang
indah dan sepatu-sepatu yang indah?” Rasulullah saw bersabda, “Allah itu
indah dan Allah menyukai keindahan (Seseorang tidak disebut sombong
jika ia mempercantik dirinya). Kesombongan terletak pada penolakan
terhadap kebenaran danmemandang orang lain rendah.”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Abu Hurairah (Abdurrahman bin
Shaher) r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Shalat berjama’ah
pahalanya melebihi shalat sendirian baik di tempat pekerjaan atau di
rumah, dua puluh lima derajat. Yang demikian itu karena jika seseorang
telah menyempurnakan wudhu kemudian pergi ke masjid tanpa tujuan lain
selain shalat maka tidak bertindak selangkah melainkan diangkat
sederajat dan dihapuskan daripadanya satu dosa hingga masuk ke masjid.
Apabila telah berada di dalam masjid maka ia dianggap mengerjakan shalat
selama ia masih menantikan shalat (selama bertahan karena menunggu
shalat) dan Malaikat memohonkan rahmat atau mendoakan seseorang selama
ia dalam majelis shalatnya. Malaikat berdoa, Ya Allah, kasihanilah dia;
ya Allah, ampunilah dia; ya Allah, maafkanlah dia. Demikian itu selama
ia tidak mengganggu dan belum berhadats di tempat itu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abdullah bin Abbas r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah mencatat segala hasanat
(kebaikan) dan sayyiat (kejahatan) kemudian menjelaskan keduanya maka
barangsiapa yang berniat akan melakukan kebaikan lalu dikerjakannya maka
akan dicatat untuknya sepuluh hasanat mungkin ditambah hingga tujuh
ratus kali lipat atau lebih dari itu.Dan
apabila ia berniat akan melakukan sayyiat (kejahatan) lalu tidak
dikerjakannya maka Allah mencatat baginya satu hasanat dan jika niat itu
dilaksanakannya maka ditulis baginya satu sayyiat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abi Hurairah ra. meriwayatkan bahwa
Rasulullah saw bersabda, “Lazimnya, seseorang mengawini seorang wanita
karena empat alasan: karena kekayaannya; karena martabat keluarganya;
karena kecantikannya dan karena kesalehannya. Lebih baik pilihlah ia
karena kesalehannya. Semoga engkau tetap rendah hati.”
(Bukhari)
(Bukhari)
Dari Adiyyi bin Hatim ra. meriwayatkan
bahwa Rasulullah saw bersabda, “Bersedekahlah supaya engkau diselamatkan
dari api neraka walaupun hanya sebagian dari sebuah kurma.”
(Bukhari)
(Bukhari)
Dari Abi Hurairah ra. menceritakan bahwa
Rasulullah saw bersabda, “Saya bersaksi dengan nama Allah, ia bukan
orang yang beriman. Saya bersaksi dengan nama Allah, ia bukan orang yang
beriman.
Dari Abi Hurairah ra. menceritakan bahwa
Rasulullah saw bersabda,”Malanglah ia, malanglah ia, malanglah ia.
Seorang yang hidup cukup lama menyaksikan hari tua ibu-bapaknya, tetapi
gagal memperoleh surga (dengan jalan mengkhidmati mereka).”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Abi Sa’id Al-Khudri ra. telah
berkata: Aku telah dengar Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa
diantaramu melihat kemungkaran hendaklahia merobahnya dengan tangannya,
jika ia tak sanggup maka dengan lidahnya dan jika tak sanggup maka
dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman.”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Abi Hurairah ra. berkata bahwa
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa berbuat zhalim kepada saudaranya
yang seiman dari hartanya atau sebagian dari itu, maka henndaklah ia
menyelesaikannya pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari dimana
dinar dan dirham tidak memberi manfaat apa-apa.Bila
ia mempunyai amal shaleh maka amal tersebut diberikan kepada saudaranya
yang dizhaliminya. Namun jika ia tidak memiliki amal shaleh maka dosa
yang dizhaliminya, ditimpakan kepadanya.”
(Bukhari – Muslim, Tirmidzi dan Abu Daud)
(Bukhari – Muslim, Tirmidzi dan Abu Daud)
Dari Sahl bin Sa’ad ra. bahwa Rasulullah
saw bersabda, “Aku dan orang yang menanggung anak yatim di surga seperti
ini (beliau mengisyaratkan kedua jari telunjuknya danjari tengah sambil
membuka keduanya)
(Bukhari, Abu Daud dan Tirmidzi)
(Bukhari, Abu Daud dan Tirmidzi)
Dari Nu’man bin Basyir ra bahwa
Rasulullah saw bersabda: “Adzab neraka yang paling ringan pada hari
kiamat ialah seorang laki-laki diletakkan diujung kedua tongkaknya dua
bara api dengan panas yang menjadikan otaknya mendidih, dimana ia tidak
melihat ada orang lain yang mendapat adzab lebih berat darinya, padahal
itu adzab neraka yang paling ringan.”
(Muttafaq ‘Alaih)
(Muttafaq ‘Alaih)
Dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: Saya
telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Terjadi di masa dahulu
sebelum kamu, tiga orang berjalan-jalan hingga terpaksa bermalam di
dalam gua. Tiba-tiba ketika mereka sedang berada di dalam gua itu, ada
sebuah batu besar yang jatuh dari atas bukit dan menutup pintu gua itu
sehingga mereka tidak dapat keluar. Maka berkatalah mereka, “Sungguh
tidakada yang dapat menyelamatkan kita dari bahaya ini, kecuali jika
kalian bertawassul kepada Allah dengan amal-amal shalehyang pernah
kalian lakukan dahulu.” Maka seorang dari mereka berdoa, “Ya Allah,
dahulu saya mempunyaiayah dan ibu dan sudah menjadi kebiasaanku tidak
memberi minuman susu kepada seorangpun sebelum keduanya (ayah dan ibu),
baik kepada keluargaku atau kepada hamba sahaya. Maka pada suatu hari
saya agak jauh menggembala ternak sehingga saya terlambat tidak kembali
kepada keduanya hingga malam hari dan ketika itu ayah bundaku telah
tidur. Maka saya terus memerah susu untuk keduanya dan saya segan untuk
membangunkan keduanya tetapi saya pun tidak akan memberikan minuman itu
kepada siapapun sebelum ayah bundaku. Maka saya tunggu keduanya hingga
terbit fajar lalu bangunlah keduanya dan minum susu yang saya perahkan
itu. Padahal malam itu anak-anakku juga menangis meminta susu itu di
dekat kakiku. Ya Allah, jika saya lakukan itu benar-benar karena
mengharapkan keridhaan-Mu maka lepaskanlah kami dari kesulitan ini. Maka
bergeserlah batu itu sedikit hanya saja mereka belum dapat keluar dari
gua tersebut. Lalu orang yang kedua berdoa, “Ya Allah, dahulu saya
pernah jatuh cinta pada anak gadis pamanku. Karena cinta kasihku saya
selalu merayu dan ingin berzina dengannya tetapi ia selalu menolak
hingga terjadilah pada suatu saat ia menderita kelaparan dan datang
minta bantuan kepadaku. Maka saya berikan padanya uang seratus dua puluh
dinar dengan janji bahwa ia akan menyerahkan kegadisannya kepadaku
malam harinya. Kemudian ketika saya telah berada di antara kedua kakinya
tiba-tiba ia berkata, “Takutlah kepada Allah dan jangan engkau pecahkan
tutup kecuali dengan cara yang halal. Maka saya segera bangun
daripadanya padahal saya masih menginginkannya dan saya tinggalkan dinar
emas yang telah saya berikan kepadanya itu. Ya Allah, bila saya berbuat
itu semata-mata karenamengharapkan keridhaan-Mu maka hindarkanlah kami
dari kemalangan ini.” Maka bergeserlah batu itu sedikit tetapi mereka
belum juga dapat keluar daripadanya. Lalu berdoalah orang yang ketiga,
“Ya Allah, saya dahulu menjadi majikan yang mempunyai banyak buruh dan
pegawai. Pada suatu hari ketika saya membayar upah buruh-buruh itu,
tiba-tiba ada seorang dari mereka yang tidak sabar menunggu lalu segera
pergi dan meninggalkan upahnya terus pulang ke rumahnya dan tidak
kembali. Maka saya perniagakan upah itu hingga bertambah dan berbuah
menjadi harta kekayaan yang banyak. Kemudian setelah berselang waktu
cukup lama, buruh itu datang kembali dan berkata, “Hai hamba Allah
berikan kepadaku upahku yang dahulu itu.”Aku menjawab, “Semua kekayaan
di depanmu yang berupa unta, lembu, kambing dan budak penggembalanya itu
adalah upahmu.” Orang itu berkata, “Hai hamba Allah, janganlah engkau
mengolok-olokkan aku.” Aku menjawab, “Aku tidak mengolok-olokkan kamu.”
Maka diambilnya semua yang saya sebutkan itu dan tidak ditinggalkan
seekor pun daripadanya. “Ya Allah, jika saya berbuat itu karena
mengharapkan keridhaan-Mu maka bebaskanlah kami dari kesempitan ini.”
Tiba-tiba batu itupun bergeser lagi sehingga mereka dapat keluar dengan
selamat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Atha’ bin Abi Rabah berkata: Ibnu
‘Abbas r.a. berkata, “Sukakah saya tunjukkan kepadamu seorang wanita
ahli syurga?” Saya menjawab, “Baiklah.” Berkata Ibnu ‘Abbas, “Itulah
wanita yang hitam.” Pada suatu hari ia datang kepada Rasulullah saw dan
berkata, “Ya Rasulullah, saya berpenyakit ayan hingga terbuka aurat maka
doakan kepada Allah untuk kesembuhanku.” Rasulullah saw menjawab, “Jika
engkau sabar engkau akan mendapat surga dan jika engkau tetap meminta
aku, aku doakan, akupun tidak keberatan.” Wanita itu menjawab, “Saya
akan sabar tetapi doakan supaya tidak sampai terbuka aurat saya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abdullah bin ‘Abbas dan Anas bin
Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Andaikan seorang anak Adam
(manusia) mempunyai satu lembah dari emas pasti ia ingin mempunyai dua
lembah dan tidak ada yang dapat menutup mulutnya (menghentikan
kerakusannya kepada dunia) kecuali tanah (maut). Dan Allah berkenan
memberi taubat kepada siapa yang bertaubat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Allah tertawa melihat dua orang yang telah
bunuh membunuh dan keduanya masuk surga. Seorang pejuang berjuang di
jalan Allah (Fisabilillah) lalu terbunuh kemudian yang membunuh masuk
Islam dan ikut berjihad Fisabilillah sehingga mati syahid terbunh pula.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah
saw bersabda, “Hak kewajiban seorang muslim atas muslim lainnya ada
lima. Pertama menjawab salam. Kedua menjenguk yang sakit. Ketiga
mengantar jenazah. Keempat memenuhi undangan. Kelima mendo’akan orang
yang bersin.”
(Muttafaq ‘Alaih)
(Muttafaq ‘Alaih)
Dari Sahl bin Hanif bahwa Rasulullah saw
bersabda, “Barangsiapa meminta mati syahid kepada Allah dengan jujur,
pasti akan Allah sampaikan ia ke tingkat para syuhada sekalipun mati di
atas tempat tidur.”
(Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
(Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah
saw bersabda, “Setiap anggota badan manusia wajib atasnya sedekah,
setiap hari bila terbit matahari engkau damaikan antara dua orang yang
berselisih, itu adalah sedekah dan menolong orang berkenaan dengan
kendaraannya, engkau mengangkatnya atau mengangkat barang-barangnya ke
atas kendaraannya, itu adalah sedekah dan setiap langkah untuk shalat
adalah sedekah. Dan menyingkirkan sesuatu rintangan dari jalan adalah
sedekah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abdillah bin ‘Amr bin Al-‘Ash ra.
bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang memiliki empat sifat
maka ia munafik murni dan barangsiapa memiliki satu darinya, berarti ia
mempunyai satu sifat munafik, yaitu jika diberi amanat ia berkhianat,
bila bicara ia dusta, jika berjanji ia mengingkari dan jika bersengketa
ia membongkar rahasia terdahulu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Utsman bin Affan ra. meriwayatkan
bahwa Rasulullah saw bersabda: “Orang yang terbaik dari antaramu ialah
orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain.”
(Bukhari)
(Bukhari)
Dari Anas r.a. berkata, Nabi saw masuk
masjid tiba-tiba beliau menemukan tali yang terulur di antara dua tiang.
Nabi saw bertanya, “Tali apakah ini?” Jawab orang banyak, “Tali
kepunyaan Zainab kalau ia merasa capai berdiri shalat, ia berpegangan
dengannya.” Maka Nabi saw bersabda, “Lepaskan tali itu. Hendaklah shalat
dilakukan dalam keadaan tangkas, cekatan dan apabila letih (mengantuk)
hendaklah tidur.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Jika mengantuk salah seorang dari kamu dalam mengerjakan
shalat hendaklah ia tidur sehingga hilang rasa kantuknya. Sesungguhnya
jika seseorang mengerjakan shalat dengan mengantuk, jangan-jangan ia
akan membaca istighfar lalu mengigau mengumpat dirinya sendiri.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Biarkanlah selama aku membiarkan kamu dalam kebebasanmu. Maka
sesungguhnya penyebab kebinasaan umat terdahulu sebelummu adalah karena
mereka banyak bertanya dan menyalahi Nabi-nabi mereka. Maka apabila aku
mencegahmu dari sesuatu perkara, tinggalkanlah perkara itu dan jika aku
perintahkan sesuatu perkara, kerjakanlah sekuat tenagamu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Semua umatku selamat kecuali orang-orang yang
terang-terangan berbuat dosa (mujaharah). Dan termasuk mujaharah adalah
orang yang berbuat di waktu malam yang gelap kemudian pagi harinya
diceritakan pada orang lain padahal semalaman itu Allah menutupinya
sedangkan pagi harinya ia membuka sendiri apa yang ditutupi oleh Allah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Mas’ud al-Badri r.a. dari Nabi
saw, beliau bersabda, “Apabila salah seorang kamu membelanjai istrinya
dengan mengharapkan pahala maka tercatat baginya sebagai sedekah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Anas r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Ya Allah,sesungguhnya tidak ada kehidupan yang sebenarnya
kecuali kehidupan akhirat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta
benda tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Pada hari kiamat seorang Mu’min didekatkan kepada Tuhan
dengan dinaungi oleh rahmat-Nya, kemudian ditanya, “Tahukah kamu dosa
ini? Tahukah kamu dosa itu?” Jawabnya, “Ya, saya tahu.” Maka Allah
berfirman, “Aku telah menutupi atasmu dunia dan kini aku mengampuninya
darimu.” Kemudian diberikan kepadanya suratan amal kebaikannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Anas r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Ada tiga perkara yang barangsiapa memilikinya akan merasakan
kelezatan iman yaitu jika ia mencintai Allah dan Rasulullah melebihi
cintanya kepada yang lain; Jika ia mencintai sesama manusia semata-mata
karena Allah dan jika ia enggan kembali kafir setelah diselamatkan Allah
daripadanya, sebagaimana ia enggan dimasukkan ke dalam neraka.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari ‘Ubadah bin ash Shamit r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa percaya bahwa tidak ada sekutu
bagi-Nya dan bahwa Nabi Muhammadadalah hamba dan utusan-Nya dan bahwa
Nabi Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya dan kalimat-Nya yang
diturunkan kepada Maryam dan ruh daripada-Nya dan bahwa surga itu benar
adanya (haq) maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga dengan
amal perbuatannya (yang baik) seberapa pun adanya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Abu Hurairah r.a. telah mendengar Nabi
saw bersabda, “Ada tiga orang dari Bani Israil yaitu si Belang, si Botak
dan si Buta ketika Allah akan menguji mereka, Allah mengutus Malaikat
berupa manusia. Maka datanglah Malaikat itu kepada orang yang belang dan
bertanya, “Apakah yang kau inginkan?” Jawabnya, “Kulit dan rupa yang
bagus serta hilangnya penyakit yang menyebabkan orang-orang jijik
kepadaku.” Maka diusaplah orang itu oleh Malaikat. Seketika itu juga
hilanglah penyakitnya dan berganti rupa dan kulit yang bagus, kemudian
ditanya lagi, “Kekayaan apakah yang engkau inginkan?” Jawabnya, “Unta.”
Maka diberinya seekor unta yang bunting sambil didoakan, BAARAKALLAAHU
LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu).” Kemudian
datanglah si Malaikat itu kepada si Botak dan bertanya, “Apakah yang
engkau inginkan?” Jawabnya, “Rambut yang bagus dan hilangnya penyakitku
yang menyebabkan kehinaan pada pandangan orang.” Maka diusaplah orang
botak itu lalu seketika itu juga tumbuhlah rambut yang bagus. Kemudian
ditanya lagi, “Kini kekayaan apa yang engkau inginkan?” Jawabnya,
“Lembu.” Maka diberinya seekor lembu yang bunting sambil didoakan,
“BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu
itu).” Lalu datanglah Malaikat itu kepada si Buta dan bertanya, “Apakah
yang engkau inginkan?” Jawabnya, “Kembalinya penglihatan mataku supaya
aku dapat melihat orang.” Maka diusaplah matanya sehingga dapat melihat
kembali. Selanjutnya dia ditanya pula, “Kekayaan apa yang engkau
inginkan?” Jawabnya, “Kambing.” Maka diberinya seekor kambing yang
bunting sambil didoakan “BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah
memberkahimu pada kekayaanmu itu).”
Beberapa tahun kemudian setelah masing-masing mempunyai daerah tersendiri yang penuh dengan unta, lembu dan kambing, datanglah Malaikat itu dalam rupa seorang yang miskin seperti keadaan si Belang dahulu pada waktu ia belum sembuh dan kaya. Malaikat itu berkata, “Saya seorang miskin yang telah terputus hubungan dalam perjalananku ini maka tidak ada yang dapat mengembalikan aku kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Maka saya mengharap, demi Allah yang memberi rupa dan kulit yang bagus, satu unta saja untuk meneruskan perjalananku ini.” Jawab si Belang, “Masih banyak hak orang lain padaku, aku tidak dapat memberimu apa-apa, mintalah saja di lain tempat.” Malaikat berkata, “Rasa-rasanya aku pernah berjumpa denganmu, bukankah engkau si Belang dahulu yang dijijiki orang dan seorang miskin kemudian Allah memberimu kekayaan?” Jawab si Belang, “Saya telah mewarisi kekayaan orang tuaku.” Malaikat berkata, “Jika engkau berdusta maka semoga Allah mengembalikan keadaanmu seperti dahulu.” Kemudian pergilah malaikat itu kepada si Botak dengan menyamar seperti keadaan si Botak dahulu dan berkata pula padanya sebagaimana yang dikatakan kepada si Belang, namun ternyata mendapat jawaban seperti jawaban si Belang, hingga karenanya didoakan, “Jika engkau berdusta maka semoga engkau kembali seperti keadaanmu semula.” Akhirnya datanglah Malaikat itu kepada si Buta dengan menyamar seperti keadaan si Buta dahulu semasa ia miskin dan berkata, “Saya seorang miskin dan perantau yang telah putus hubungan dalam perjalanan, tidak dapat meneruskan perjalanan kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Aku minta demi Allah yang mengembalikan pandangan matamu, satu kambing saja untuk meneruskan
perjalananku ini.” Jawab si Buta, “Dahulu aku memang buta lalu Allah mengembalikan penglihatanku maka kini ambillah sesukamu, aku tidak akan memberatkan sesuatu pun kepadamu yang engkau ambil karena Allah.” Maka berkata Malaikat, “Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu telah diuji maka Allah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu itu.”
(Bukhari – Muslim)
Beberapa tahun kemudian setelah masing-masing mempunyai daerah tersendiri yang penuh dengan unta, lembu dan kambing, datanglah Malaikat itu dalam rupa seorang yang miskin seperti keadaan si Belang dahulu pada waktu ia belum sembuh dan kaya. Malaikat itu berkata, “Saya seorang miskin yang telah terputus hubungan dalam perjalananku ini maka tidak ada yang dapat mengembalikan aku kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Maka saya mengharap, demi Allah yang memberi rupa dan kulit yang bagus, satu unta saja untuk meneruskan perjalananku ini.” Jawab si Belang, “Masih banyak hak orang lain padaku, aku tidak dapat memberimu apa-apa, mintalah saja di lain tempat.” Malaikat berkata, “Rasa-rasanya aku pernah berjumpa denganmu, bukankah engkau si Belang dahulu yang dijijiki orang dan seorang miskin kemudian Allah memberimu kekayaan?” Jawab si Belang, “Saya telah mewarisi kekayaan orang tuaku.” Malaikat berkata, “Jika engkau berdusta maka semoga Allah mengembalikan keadaanmu seperti dahulu.” Kemudian pergilah malaikat itu kepada si Botak dengan menyamar seperti keadaan si Botak dahulu dan berkata pula padanya sebagaimana yang dikatakan kepada si Belang, namun ternyata mendapat jawaban seperti jawaban si Belang, hingga karenanya didoakan, “Jika engkau berdusta maka semoga engkau kembali seperti keadaanmu semula.” Akhirnya datanglah Malaikat itu kepada si Buta dengan menyamar seperti keadaan si Buta dahulu semasa ia miskin dan berkata, “Saya seorang miskin dan perantau yang telah putus hubungan dalam perjalanan, tidak dapat meneruskan perjalanan kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Aku minta demi Allah yang mengembalikan pandangan matamu, satu kambing saja untuk meneruskan
perjalananku ini.” Jawab si Buta, “Dahulu aku memang buta lalu Allah mengembalikan penglihatanku maka kini ambillah sesukamu, aku tidak akan memberatkan sesuatu pun kepadamu yang engkau ambil karena Allah.” Maka berkata Malaikat, “Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu telah diuji maka Allah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu itu.”
(Bukhari – Muslim)
Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Janganlah seorang dari kamu mengharap-harapkan maut
disebabkan oleh penderitaan yang dialaminya maka jika harus terpaksa
berkata, ucapkanlah, ALLAAHUMMA AHYINII MAAKAANATIL HA AATU KHAIRAN LII
WA TAWAFFANII IDZAA KAANATIL WAFAATU KHAIRAN LII (Ya Allah, hidupkanlah
aku selama hidup ini lebih baik bagiku dan matikanlah aku apabila mati
itu lebih baik bagiku).”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata:
Ketika selesai perang Hunain, Rasulullah saw mengutamakan pembagian
ghanimah kepada beberapa orang terkemuka dari bangsa Quraisy yang baru
masuk Islam maka diberikan seratus unta kepada al-Aqra’ bin Habis dan
seratus ekor unta untuk Uyainah bin Hishn dan beberapa orang lainnya
dari pemuka bangsa Quraisy sehingga ada seseorang berkata, “Demi Allah,
pembagian ini tidak adil dan tidak karena Allah.” Ibnu Mas’ud berkata,
“Demi Allah, akan saya sampaikan perkataan itu kepada Rasulullah saw.”
Maka saya segera pergi memberitahukan hal itu kepada Rasulullah saw,
kemudian beliau berkata, “Siapakah yang adil, jika Allah dan Rasulullah
dianggap tidak adil?” Kemudian beliau berdoa, “Semoga Allah tetap
merahmati Musa, sesungguhnya ia telah memperoleh gangguan lebih banyak
dari ini tetapi sabar.” Ibnu Mas’ud berkata, “Saya pasti tidak akan
menyampaikan suatu berita seperti itu lagi kepada Rasulullah saw sesudah
kejadian ini.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Sulaiman bin Shurad r.a. berkata:
ketika saya duduk bersama Rasulullah saw, tiba-tiba ada dua orang saling
memaki sedang salah satu telah merah wajahnya dan tegang pula urat
lehernya maka Rasulullah saw bersabda, “Saya mengetahui suatu kalimat
yang apabila kalimat itu dibaca, pasti hilang apa yang dirasakannya
yaitu A’UDZUBILLAAHI MINASYSYAITHOONIR RAJIIM.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Akan terjadi sepeninggalku sifat monopoli
(mementingkan diri sendiri) dan beberapa kemungkaran.” Sahabat bertanya,
“Ya Rasulullah, bagaimana pesan tuan kepada kami menghadapi hal itu?”
Nabi saw bersabda, “Tunaikanlah kewajibanmu dan mintalah kepada Allah
untuk mendapatkan hakmu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abdullah bin Abbas r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Telah ditunjukkan kepadaku keadaan umat yang
dahulu hingga aku melihat seorang Nabi dengan rombongan yang kecil dan
ada Nabi yang mempunyai pengikut satu dua orang bahkan ada Nabi yang
tidak ada pengikutnya. Tiba-tiba terlihat olehku rombongan yang besar,
saya kira itu umatku maka diberitahu kepadaku bahwa itu Nabi Musa dan
kaumnya tetapi lihatlah ke ufuk kanan dan kirimu. Tiba-tiba di sana aku
melihat rombongan yang besar sekali. Dikatakan kepadaku: Itulah umatmu
dan di samping mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa
perhitungan (hisab).” Setelah itu Nabi bangun
dan masuk ke rumahnya sehingga para sahabat saling memperbincangkan orang-orang yang akan masuk surga tanpa hisab itu. Ada yang berpendapat, “Mungkin mereka adalah sahabat-sahabat Nabi saw.” Ada pula yang berpendapat, “Mungkin mereka yang lahir dalam Islam dan tidak pernah mempersekutukan Allah.” dan berbagai pendapat lainnya yang mereka sebutkan. Kemudian Rasulullah saw kembali dan bertanya, “Apa yang sedang engkau bicarakan?” Mereka memberitahukan segala pembicaraan mereka maka Rasulullah saw bersabda, “Mereka yang tidak pernah menjampi atau dijampikan dan tidak suka menebak nasib dengan perantaraan burung dan kepada Tuhan mereka selalu berserah diri (tawakal). Maka bangunlah ‘Ukkasyah bin Mihshan dan berkata, “Ya Rasulullah, doakan semoga Allah memasukkan aku dari golongan mereka.” Nabi saw menjawab, “Engkau termasuk golongan mereka.” Kemudian berdiri orang lain, izin dan berkata, “Doakan semoga Allah menjadikan aku dari golongan mereka.” Nabi saw menjawab, “Engkau telah didahului oleh ‘Ukkasyah.”
(Bukhari – Muslim)
dan masuk ke rumahnya sehingga para sahabat saling memperbincangkan orang-orang yang akan masuk surga tanpa hisab itu. Ada yang berpendapat, “Mungkin mereka adalah sahabat-sahabat Nabi saw.” Ada pula yang berpendapat, “Mungkin mereka yang lahir dalam Islam dan tidak pernah mempersekutukan Allah.” dan berbagai pendapat lainnya yang mereka sebutkan. Kemudian Rasulullah saw kembali dan bertanya, “Apa yang sedang engkau bicarakan?” Mereka memberitahukan segala pembicaraan mereka maka Rasulullah saw bersabda, “Mereka yang tidak pernah menjampi atau dijampikan dan tidak suka menebak nasib dengan perantaraan burung dan kepada Tuhan mereka selalu berserah diri (tawakal). Maka bangunlah ‘Ukkasyah bin Mihshan dan berkata, “Ya Rasulullah, doakan semoga Allah memasukkan aku dari golongan mereka.” Nabi saw menjawab, “Engkau termasuk golongan mereka.” Kemudian berdiri orang lain, izin dan berkata, “Doakan semoga Allah menjadikan aku dari golongan mereka.” Nabi saw menjawab, “Engkau telah didahului oleh ‘Ukkasyah.”
(Bukhari – Muslim)
Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Ketika Nabi
saw masuk ke rumah kami bertepatan dengan adanya seorang wanita maka
Nabi saw bertanya, “Siapakah wanita itu?” Jawab ‘Aisyah, “Ini Falunah
yang terkenal ibadah shalatnya banyak sekali.” Maka Nabi saw bersabda,
“Ah (kata yang menyatakan kurang senang), hendaklah ia mengerjakan
menurut kadar kemampuannya dengan tidak memaksakan diri maka Allah tidak
akan jemu (bosan) menerima amalmu sehingga kamu sendiri yang jemu
beramal dan perilaku agama yang disukai Allah ialah yang dikerjakan
terus-menerus.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Musa r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Perumpamaan tuntunan hidayah dan ilmu yang diutuskan
Allah kepadaku adalah bagaikan hujan yang turun ke bumi. Ada tanah yang
subur menerima air dan menumbuhkan tanaman dan rumput yang banyak dan
ada yang keras tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan
tumbuh-tumbuhan. Demikianlah contoh orang yang mengerti agama Allah lalu
belajar dan mengajar dan orang yang tidak dapat menerima sama sekali
petunjuk ajaran Allah yang diutuskan kepadamu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari ‘Utban bin Malik r.a. berkata:
Ketika Nabi saw selesai shalat beliau bertanya, “Dimanakah Malik bin
al-Dakhsyum?” Dijawab oleh seseorang, “Dia itu munafik, tidak suka Allah
dan Rasulullah.” Maka Nabi saw bersabda, “Jangan berkata demikian,
tidakkah engkau tahu bahwa ia telah mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH
dengan ikhlas karena Allah? dan Allah telah mengharamkan api neraka
kepada siapa yang mengucapkanLAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena
Allah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Zaid (Usamah) bin Zaid Haritsah
r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Seseorang dihadapkan di hari
kiamat kemudian dilemparkan ke dalam neraka maka keluar usus perutnya
lalu berputar-putar di dalam neraka bagaikan himaryang berputar di
sekitar penggilingan. Maka kerumunan ahli neraka padanya sambil
bertanya, “Hai Fulan, mengapakah engkau, bukankah engkau dahulu yang
menganjurkan kebaikan dan mencegah kemunkaran?” Jawabnya, “Benar, aku
dahulu menganjurkan kebaikan, tetapi tidak saya kerjakan dan mencegah
kemunkaran tetapi saya kerjakan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya
terhadap saudaranya baik menyangkut kehormatan, harta atau lainnya
hendaklah ia segera meminta halal (maaf)nya sekarang juga sebelum datang
suatu hari yang ketika itu tidak ada harta dinar atau dirham. Jika ia
mempunyai amal shaleh maka akan diambil menurut penganiayaannya dan jika
tidak mempunyai hasanat (kebaikan) maka akan diambilkan dari kejahatan
orang yang dianiaya untuk ditangguhkan kepadanya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari An-Nu’man bin Basyir r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Perumpamaan orang-orang Mu’min dalam cinta
mencintai, kasih mengasihi dan rahmat merahmati adalah bagaikan satu
badan, apabila salah satu anggotanya menderita sakit maka menjalarkan
penderitaan itu ke seluruh badan hingga tidak dapat tidur dan panas.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Orang yang menyantuni janda dan orang miskin
adalah bagaikan orang yang berjihad fi sabilillah bahkan seperti orang
yang tidak pernah berhenti puasa dan bagun shalat malam.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Jundub bin Abdullah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa memperdengarkan amalnya kepada
orang lain maka Allah akan
mempermalukannya di hari kiamat dan barangsiapa yang memperlihatkan amalnya kepada orang lain maka Allah akan membalas riya’nya itu.”
(Bukhari – Muslim)
mempermalukannya di hari kiamat dan barangsiapa yang memperlihatkan amalnya kepada orang lain maka Allah akan membalas riya’nya itu.”
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Tinggalkan tujuh dosa yang akan membinasakan.”
Sahabat bertanya, “Apakah itu, ya Rasulullah?” Nabi saw menjawab,
“Menyekutukan Allah, Sihir (tenung), membunuh jiwa yang diharamkan Allah
membunuhnya kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim,
melarikan diri pada waktu perang, menuduh wanita Mu’minat yang sopan
dengan tuduhan berzina.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Seorang perempuan disiksa karena kucing yang dikurungnya
hingga mati maka ia dimasukkan ke dalam neraka disebabkan ia tidak
memberi makan dan minum ketika mengurungnya dan tidak pula melepaskannya
agar memakan binatang-binatang melata di bumi.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Ibnu Mas’ud r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Mencaci maki seorang Muslim adalah fasiq (melanggar
agama) dan memerangi seorang Muslim adalah kafir.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menuduh hamba sahayanya berzina
maka ia akan dihukum dera pada hari kiamat kecuali jika benar
tuduhannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Rasulullah
saw berjalan melalui dua kuburan maka beliau bersabda, “Sesungguhnya
kedua orang dalam kubur ini sedang disiksa padahal keduanya tidak
disiksa karena perkara yang besar. Adapun yang satu maka ia biasa
berjalan mengadu domba sedang yang kedua tidak menyelesaikan kencingnya
(tidak membersihkan bekas kencingnya)
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Hudzaifah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa percaya kepada Allah dan hari
kemudian hendaklah ia berkata baik atau diam.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Musa r.a. berkata: Saya
bertanya, “Ya Rasulullah siapakah diantara kaum Muslimin yang paling
utama?” Nabi saw menjawab, “Siapa yang selamat semua orang Islam dari
(kejahatan) LIDAH DAN TANGANNYA.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sungguh ada kalanya seorang hamba berbicara
sepatah kata yang tidak diperhatikan maka tiba-tiba ia tergelincir ke
dalam neraka oleh sebab kalimat itu, lebih jauh dari jarak antara timur
dan barat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
“Tiga hal yang apabila seseorang berada
di dalamnya akan merasakan manisnya iman. Pertama apabila orang itu
mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya kepada yang lain.”
(Muttafaq ‘alaih)
(Muttafaq ‘alaih)
“Demi yang jiwaku dalam genggaman-Nya,
tidak sempurna iman seseorang di antara kamu sampai aku lebih dicintai
olehnya melebihi bapak dan anaknya.”
(Muslim)
(Muslim)
“Barangsiapa yang berada dalam keadaan
aman di tengah kaumnya, sehat tubuhnya, ada yang akan dimakan hari itu
maka sepertinya dunia telah digiring kepadanya dengan segala isinya.”
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
“Bila kamu hendak tidur, berwudhulah kamu
sebagaimana kamu berwudhu untuk shalat dan miringkanlah badanmu pada
sisi sebelah kanan.”
(Muttafaq ‘alaih)
(Muttafaq ‘alaih)
Dari Anas bin Malik r.a. berkata:
Rasulullah saw ketika menjelang tidur beliau berdoa, “Segala puji bagi
Allah yang telah memberi makan dan menjaga kita serta mencukupi segala
kebutuhan kita betapa banyak orang yang tidak tercukupi kebutuhannya dan
tidak punya tempat tinggal.”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah saw bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang dihatinya ada setitik kesombongan.”
(Muslim)
(Muslim)
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa
Rasulullah saw bersabda, “Ketika seseorang berjalan dengan sombongnya
dan takjub kepada dirinya sendiri dan dengan rambut yang disisir,
berlagak dalam jalannya maka Allah tiba-tiba membenamkannya ke tanah
sehingga turun dan tenggelam sampai hari kiamat.”
(Muttafaq ‘alaih)
(Muttafaq ‘alaih)
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah
dan hari kiamat, hendaklah dia menghormati tamunya, hak tamu sebagai
hadiah adalah sehari semalam. Dan hak orang bertamu itu selama tiga
hari, selebihnya adalah sedekah. Dan tidak boleh melakukan sesuatu yang
membuat kesal tuan rumah.”
(Bukhari)
(Bukhari)
“Senyumanmu ketika bertemu saudaramu adalah sedekah.”
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw
pernah melihat sahabat memakai cincin emas, lalu beliau mencopot dan
membuangnya, lalu berkata, “Seseorang di antara kalian telah memasang
bara api neraka ditangannya.”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Demi Allah, aku mohon ampun dan bertobat lebih
dari tujuh puluh kali dalam sehari.”
(Bukhari)
(Bukhari)
“Orang yang kikir adalah orang yang apabila aku disebut dihadapannya, orang itu tidak mau bershalawat kepadaku.”
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
“TIdak berkumpul satu kaum dalam majelis
dan tidak disebut di dalamnya nama Allah serta tidak bershalawat kepada
nabinya kecuali ditimpakan kepada mereka kebohongan. Kalau Allah
menghendaki mereka akan disiksa dan kalau Dia berkehendak mereka
diampuni.”
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
Dari Mu’adz r.a. berkata: Rasulullah saw
mengutus saya sebagai gubernur di negeri Yaman maka Rasulullah saw
berpesa kepadaku, “Engkau akan menghadapi kaum ahli kitab maka ajaklah
mereka kembali kepada kalimat Syahadat bahwa tidak ada Tuhan kecuali
Allah dan aku adalah Rasulullah. Jika mereka telah menurut kepada ajakan
itu, beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka
mengerjakan shalat lima kali sehari semalam dalam lima waktu. Jika
mereka telah taat, beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan mereka
mengeluarkan zakat (sedekah) yang diambil dari orang-orang kaya dan
diberikan kepada fakir miskin. Jika mereka telah menaati itu maka
berhati-hatilah kamu dari kekayaan mereka terutama yang benar-benar
mereka sayangi dan takutlah kamu dari doa orang yang teraniaya karena
tidak ada dinding antara doa itu dengan Allah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Humaid (Abdurrahman) bin Sa’ad
Saldy r.a. berkata: Rasulullah saw mengangkat Ibnu al-Lutbiyah dari suku
al-Azd untuk mengumpulkan zakat dan ketika ia telah kembali kepada
Rasulullah, ia berkata, “Yang ini untukmu dan yang ini saya terima
sebagai hadiah dari orang-orang.” Maka Rasulullah saw segera naik ke
atas mimbar dan setelah memuji syukur kepada Allah, beliau berkata,
“Amma ba’du, adapun saya mengangkat seseorang untuk suatu tugas yang
diberikan. Ini bagianmu dan ini saya sendiri telah mendapat hadiah dari
orang-orang. Mengapakah ia tidak duduk-duduk saja di rumah ibu atau
ayahnya sehingga datang hadiah itu kepadanya jika memang benar-benar
demikian. Demi Allah tidak ada seorang yang mengambil sesuatu yang bukan
haknya kecuali pasti akan dipikulnya di hari kiamat. Maka saya akan
ketahui seseorang yang memikul unta atau lembu atau kambing yang
mengembik.” Kemudian Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya sehingga
terlihat putih ketiaknya sambil bersabda, “ALLAHUMMA HAL BALLAGHTU (Ya
Allah, saya telah menyampaikan).”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Jika salah seorang kamu mengerjakan shalat
mengimami orang banyak maka hendaklah ia meringankan karena mungkin
diantara makmum ada orang lemah, orang sakit atau orang tua dan apabila
melaksanakan shalat sendirian maka bolehlah memanjangkan sesukanya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Seorang Muslim adalah saudara bagi sesama Muslim yang
lain; tidak boleh menganiaya atau membiarkan dianiaya. Dan barangsiapa
memenuhi hajat saudaranya maka Allah akan melaksanakan hajatnya. Dan
barangsiapa membebaskan kesusahan seorang Muslim maka Allah akan
membebaskannya di hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang
Muslim maka Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa melapangkan suatu kesukaran dunia
pada seorang Mukmin maka Allah akan baginya kesukaran hari kiamat. Dan
barangsiapa meringankan kemiskinan seorang miskin maka Allah akan
meringankan baginya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa menutupi
aib orang Muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di
akhirat. Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong
saudaranya. Dan barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka
Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Dan tidak berkumpul suatu
kaum dalam Baitullah (masjid untuk membaca dan mempelajari kitab Allah
melainkan diturunkan kepada mereka ketenangan dan diliputi rahmat,
dikerumuni Malaikat dan disebut-sebut oleh Allah di depan para
Malaikat-Nya. Dan barangsiapa yang lambat amal perbuatannya maka tidak
dapat dipercepat oleh nasab (tidak lekas naik derajatnya).”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Tidak dihalalkan bagi seorang istri berpuasa
sunat ketika suaminya di rumah melainkan dengan izin suaminya. Dan tidak
boleh bagi istri mengizinkan orang lain masuk ke rumahnya melainkan
dengan izin suaminya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu akan ditanya
mengenai kepemimpinanmu. Imam (Penguasa) adalah pemimpin dan akan
ditanya mengenai kepemimpinannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin
keluarganya dan bertanggung jawab mengenai kepemimpinannya. Istri adalah
pemimpin rumah tangga suaminya dan bertanggung jawab atas
kepemimpinannya. Pelayan (buruh) adalah pemeliharaharta majikannya dan
akan ditanya mengenai pemeliharaannya. Maka kamu sekalian adalah
pemimpin dan masing-masing bertanggung jawab atas kepemimpinannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-Ash r.a.
berkata: Ada seseorang datang menghadap kepada Rasulullah saw dan
berkata, “Saya berbai’at kepadamu, ya Rasulullah, untuk berhijrah dan
berjihad dengan mengharap pahala dari Allah.” Rasulullah saw bertanya,
“Apakah ada yang masih hidup salah seorang dari ayah bundamu?” Orang itu
menjawab, “Bahkan keduanya masih hidup.” Rasulullah saw bersabda,
“Engkau mengharap pahala dari Allah?” Orang itu menjawab, “Ya.” Nabi saw
bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan perbaikilah
pelayananmu kepada keduanya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya perumpamaan sahabat yang baik dan
sahabat yang buruk bagaikan pembawa misk (kasturi) dan peniup api. Maka
pembawa misk itu ada kalanya memberi kepadamu atau engkau memberi
kepadanya atau engkau mendapat bau harum daripadanya. Adapun peniup api
maka kalau tidak membakar pakaianmumaka kau akan mendapatkan bau busuk
daripadanya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda,”Aku diperintah untuk memerangi manusia sehingga mereka
mengakui bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah dengan sesungguhnya
kecuali Allah dan bahwa Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah,
menegakkan shalat dan mengeluarkan zakat. Maka apabila mereka telah
mengerjakan semua itu, berarti telah terjamin daripadaku darah dan harta
mereka kecuali karena kewajiban Islam dan perhitungan mereka terserah
kepada Allah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Sa’id al-Khudri r.a. berkata:
Rasulullah saw duduk di atas mimbar dan kami duduk di sekitanya kemudian
Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan
sepeninggal aku nanti adalah terbuka lebarnya atas kamu kemewahan dan
keindahan dunia.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu
dan jangan melihat kepada orang yang berada di atasmu karena yang
demikian itu lebih layak supaya kamu tidak meremehkan nikmat Allah
kepadamu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Hakim bin Hizam r.a.
berkata:Rasulullah saw bersabda, “Tangan yang di lebih baik dari tangan
yang di bawah dan dahulukan dalam bersedekah kepada orang-orang yang
menjadi tanggunganmu. Sebaik-baiknya sedekah adalah yang masih
menyisakan kekayaan. Barangsiapa memelihara kehormatan dirinya, Allah
akan memelihara kehormatan dirinya dan barangsiapa mencukupkan dengan
kekayaan yang ada maka Allah akan mencukupinya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Umar r.a. berkata: “Saat kami duduk
dekat Rasulullah saw di suatu hari maka tiba-tiba tampaklah oleh kami
seorang laki-laki memakai pakaian sangat putih dan berambut sangat
hitam, tidak terlihat padanya bekas (tanda-tanda) dalam perjalanan dan
tidak seorangpun diantara kami yang mengenalnya maka duduklah ia
dihadapan Nabi saw lalu menyandarkan lututnya pada lutut Nabi saw lalu
meletakkan tangannya di atas paha Nabi saw kemudian ia berkata, “Hai
Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam!” Maka jawab Rasulullah
saw, “Islam yaitu engkau bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan
sungguh Muhammad itu utusan Allah, menegakkan sholat, mengeluarkan
zakat, berpuasa bulan Ramadhan dan mengerjakan Hajji ke Baitullah
(Mekkah) jika engkau kuasa menjalaninya.” Berkata orang itu, “Benar.”
Kami heran, ia bertanya dan ia pula yang membenarkannya. Maka
bertanyalagi orang itu, “Beritahukanlah padaku tentang Iman.” Jawab Nabi
saw, “Engkau beriman kepada Allah dan Malaikat-Nya, kepada
Kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada hari Qiamat dan beriman
kepada Qadar baik dan yang buruk.” Berkatalah orang itu, “Benar.”
Bertanya lagi orang itu, “Maka beritahukanlah padaku tentang Ihsan.”
Jawab Nabi, “Engkau beribadah (mengabdi) kepada Allah seakan-akan engkau
melihat kepada-Nya, sekalipun engkau tidak dapat melihat-Nya maka
sesungguhnya ia melihat engkau.” Tanya orang itu lagi, “Beritahukanlah
aku tentang hari Qiamat.” Jawab Nabi, “Orang yang ditanya tidak lebih
tahu dari si penanya.” Tanya orang itu lagi, “Beritahukanlah aku tentang
tanda-tandanya.” Jawab Nabi, “Diantaranya jika seorang hamba telah
melahirkan majikannya dan jika engkau melihat orang yang tadinya miskin
papa, berbaju compang-camping, sebagai penggembala kambing sudah
berkemampuan, berlomba-lomba dalam kemegahan bangunan.” Kemudian
pergilah orang tadi. Aku diam tenang sejenak kemudian Nabi saw berkata,
“Wahai Umar tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?” Jawabku, “Allah
dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Nabi saw berkata, “Dia itu Jibril
datang kepada kalian mengajarkan tentang agama kalian.”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Abi Abdirrahman Abdillah bin Mas’ud
r.a. berkata: Bersabda Rasulullah saw dan dialah yang selalu benar dan
dibenarkan, “Sesungguhnya setiap kamu dikumpulkan kejadiannya dalam
rahim ibunya empat puluh hari berupa nutfah. Kemudian menjadi segumpal
darah selama itu juga (empat puluh hari), kemudian menjadi gumpalan
seperti sekerat daging selama itu juga, kemudian diutus kepadanya
Malaikat maka ia meniupkan roh padanya dan ditetapkan empat perkara,
ditentukan rizkinya, ajalnya, amalnya, ia celaka atau bahagia. Maka demi
Allah yang tiada Tuhan selain dari pada-Nya, sungguh seorang di antara
kamu ada yang melakukan pekerjaan ahli syurga sehingga tidak ada antara
dia dan syurga itu kecuali sehasta saja maka dahululah atasnya takdir
Allah, lalu ia lakukan pekerjaan ahli neraka maka iapun masuk neraka.”
Dan sungguh salah seorang diantara kamu melakukan pekerjaan ahli neraka
sehingga tidak ada antara dia dan neraka kecuali sehasta saja maka
dahululah ketentuan Allah atasnya, lalu ia melakukan pekerjaan ahli
syurga maka iapun masuk ke dalam syurga.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Ummil Mu’minin, ibunya Abdillah,
Aisyah r.a. berkata: “Telah bersabda Rasulullah saw, “Barangsiapa yang
mengada-adakan sesuatu yang baru (bid’ah) dalam urusan (agama) kami ini,
yang tidak kami perintahkan maka hal itu ditolak.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abi Abdillah An-Nu’man bin Basyir
r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sungguh sesuatu yang halal itu
jelas dan yang haram itu jelas, antara keduanya ada hal yang samar-samar
(syubhat) yang kebanyakan manusia tidak tahu. Maka siapa yang menjaga
dirinya dari syubhat itu maka ia telah membersihkan agama dan
kehormatannya dan siapa yang melakukan perkara syubhat itu maka ia jatuh
dalam perkara haram seperti penggembala di sekeliling tanah larangan
(milik orang), lambat laun ia akan masuk ke dalamnya. Ingatlah setiap
raja ada larangannya. Ingatlah bahwa larangan Allah adalah apa-apa yang
diharamkan-Nya. Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada sekerat daging, jika
ia baik, baiklah jasad seluruhnya dan jika ia rusak maka rusaklah jasad
seluruhnya. Sepotong daging itu adalah hati.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abi Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari
r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Agama itu adalah nasehat.” Kami
bertanya, “Untuk siapa ya Rasulullah?” Rasulullah saw bersabda, “Bagi
Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Imam-imam Muslimin dan bagi Muslimin
umumnya.”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Abi Hurairah Abdir-Rahman bin Shakhr
r.a. berkata: Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Apa-apa
yang telah kami larang untukmu maka jauhilah dan apa-apa yang telah kami
perintahkan kepadamu maka kerjakanlah sebisamu. Celakanya orang-orang
sebelum kamu adalah karena banyak pertanyaan dan perselisihan terhadap
Nabi-nabi mereka (tidak mau taat dan patuh).”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abi Muhammad Al Hasan bin Ali bin
Abi Thalib cucu Rasulullah saw dan kesayangannya berkata: Aku telah
hafal sabda dari Rasulullah saw, “Tinggalkanlah apa-apa yang meragukan
kamu, kerjakan apa-apa yang tidak meragukan kamu.”
(Tirmidzi – Nasa’i)
(Tirmidzi – Nasa’i)
Dari An-Nawas bin Sam’an r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Kebaikan itu adalah akhlak yang baik dan dosa
adalah apa-apa yang meragukan jiwamu dan engkau tidak suka dilihat orang
lain dalam melakukan hal itu.”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memaafkan – karenaku – dari
ummatku amal-amal yang khilaf, lupa dan yang dipaksakan atas mereka.”
(Ibnu Majah – Baihaqi-dll)
(Ibnu Majah – Baihaqi-dll)
Dari Abi Abbas Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi
r.a. berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw dan berkata,
“Wahai Rasulullah! Tunjukkilah aku pada suatu amal yang jika aku
kerjakan, aku dicintai Allah dan dicintai manusia. Maka Rasulullah saw
bersabda, “Zuhudlah engkau akan dunia, pasti Allah mencintai engkau.
Zuhudlah engkau akan apa yang ada pada manusia, pasti manusia mencintai
engkau.”
(Ibnu Majah-dll)
(Ibnu Majah-dll)
Dari Abi Tsa’labah Al-Khusyani Jurtsum
bin Nasyir r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah
Ta’ala telah mewajibkan beberapa kewajiban maka janganlah kamu
meninggalkannya dan telah menentukan beberapa batas maka janganlah kamu
melampauinya dan telah mengharamkan beberapa perkara maka janganlah kamu
melanggarnya dan Ia telah diam dari beberapa perkara sebab rahmat
bagimu bukan karena lupa maka janganlah kamu mempersoalkannya.”
(Ad-Daruquthni-dll)
(Ad-Daruquthni-dll)
Dari Abi Dzarr Al-Ghoffari r.a. dari Nabi
saw yang diriwayatkan dari Allah Azza wajalla: Sesungguhnya Allah
Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman, “Hai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku
haramkan perilaku zhalim atas diri-Ku dan Aku jadikan di antaramu haram
maka janganlah kamu saling menzhalimi. Hai hamba-Ku! Kamu semua sesat
kecuali orang yang telah Kami beri petunjuk maka hendaklah minta
petunjuk kepada-Ku, pasti Aku beri petunjuk. Hai hamba-Ku! Kamu semuanya
lapar kecuali yang telah Aku beri makan, hendaklah kamu minta makan
kepada-Ku, pasti Aku memberi makan padamu. Hai hamba-Ku! Kamu semua
telanjang kecuali yang telah Aku beri pakaian, hendaklah kamu minta
pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberi pakaian padamu. Hai hamba-Ku!
Sungguh kalian lakukan kesalahan siang dan malam dan Aku mengampuni
dosa-dosa itu semua maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku akan
mengampuni kalian. Hai hamba-Ku! Sungguh kalian tidak dapat membinasakan
Akudan kalian tidak dapat memberi manfaat kepada-Ku. Hai hamba-Ku! Jika
orang terdahulu dan orang yang terakhir daripadamu, manusia dan jin
semuanya, mereka itu berhati taqwa seperti paling taqwa diantaramu, hal
itu tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikit juga.Hai
hamba-Ku! Jika yang pertama dan terakhir daripadamu, manusia dan jin
seluruhnya, mereka berhati jahat seperti paling jahat diantaramu, itu
tidak akan mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun. Hai hamba-Ku! Jika orang
terdahulu dan terakhir diantaramu, manusia dan jin semuanya, mereka
berada di bumi yang satu, mereka meminta kepada-Ku maka Aku berikan
setiap orang permintaannya, hal itu tidaklah mengurangi apa yang ada
pada-Ku, melainkan seperti sebatang jarum dimasukkan ke laut. Hai
hamba-Ku Sungguh itu semua amal perbuatanmu. Aku catat semuanya bagimu
sekalian kemudian Kami membalasnya. Maka barangsiapa mendapat kebaikan
hendaklah bersyukur kepada Allah dan barangsiapa mendapat selain itu
maka janganlah ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri.”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Abi Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima
sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan
kepada orang-orang Mu’min dengan apa yang telah diperintahkan kepada
Rasul-rasul maka Allah telah berfirman, “Hai Rasul-rasul! Makanlah dari
segala sesuatu yang baik dan bekerjalah kamu dengan pekerjaan yang
baik.” Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman! Makanlah dari apa
yang telah Kami rizkikan padamu.” Kemudian beliau menceritakan seorang
lelaki yang telah jauh perjalanannya, rambutnya kusut penuh debu. Dia
berkata: Wahai Rabbi, Wahai Rabbi sedang makanannya haram, pakaiannya
haram dan kenyang dengan barang haram maka bagaimana akan diterima
do’anya?
(Muslim)
(Muslim)
Dari Abi Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw berkata: Bahwa Allah berfirman, “Barangsiapa memusuhi
orang yang setia pada-Ku, sesungguhnya Aku telah menyatakan PERANG
terhadapnya dan tidaklah beramal seorang hamba-Ku yang lebih Ku sukai
seperti jika ia melakukan kewajiban yang Ku perintahkan atasnya. Dan
selalu hamba-Ku bertaqarrub kepada-Ku dengan sunnah hingga Aku
mencintainya dan jika Aku mencintainya, jadilah Aku sebagai telinganya
untuk mendengar dan sebagai matanya untuk melihat dan sebagai tangannya
untuk berjuang dan sebagai kakinya untuk berjalan dan jika ia minta
kepada-Ku pasti Aku memberinya dan jika ia meminta perlindungan
kepada-Ku pasti Aku memberi perlindungan kepadanya.”
(Bukhari)
(Bukhari)
Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda: Allah Ta’ala berfirman, “Wahai anak Adam! Selagi engkau
meminta dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan ampunkan segala dosa yang
telah terlanjur dan tidak Aku perdulikan lagi. Wahai anak Adam! Walaupun
dosamu sampai setinggi langit kemudian meminta ampun kepada-Ku niscaya
Aku memberi ampun kepadamu. Wahai anak Adam! Jika engkau datang
kepada-Ku dengan dosa sepenuh isi bumi tetapi engkau tidak sekutukan
sesuatu yang lain dengan-Ku, niscaya Aku datang padamu dengan ampunan
sepenuh bumi pula.”
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
“Hai segenap manusia, sebarkanlah salam,
sedekahkanlah makanan dan sambunglah tali persaudaraan (silahturrahmi)
serta shalatlah di kala manusia tidur di kegelapan malam, niscaya kamu
akan masuk surga dengan penuh kesejahteraan.”
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
Dari Abu Hurairah berkata: Aku bertanya
kepada Rasulullah saw, bagaimana bangunan surga itu? Beliau menjawab,
“Terbuat dari batu bata perak dan emas, sedang perekatnya adalah kesturi
yang sangat wangi, bebatuannya dari mutiara dan permata yaqut, sedang
debunya adalah za’faran (sejenis kunyit). Barangsiapa yang memasukinya,
ia akan senang, tidak pernah susah dan akan kekal tidak pernah mati,
pakaiannya tidak pernah kumal dan masa mudanya tidak pernah sirna.”
(Ahmad, Darami, Bazzaar, Ibnu Hibban dan Tirmidzi)
(Ahmad, Darami, Bazzaar, Ibnu Hibban dan Tirmidzi)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata Nabi saw
bersabda, “Barangsiapa memberi infaq kepada dua orang isteri di jalan
Allah maka ia akan diseru di surga, ‘Hai Abdullah, ini adalah suatu
kebajikan.’ Jika ia termasuk orang yang tekun shalat maka ia akan diseru
dari Pintu Shalat. Apabila ia ahlul jihad maka akan diseru dari Pintu
Jihad. Jika ia orang yang suka bersedekah maka ia akan dipanggil dari
Pintu Sedekah. Begitu pula jika ia tergolong orang yang rajin shaum maka
akan diseru dari Pintu Rayyaan.” Kemudian Abu Bakar r.a. berkata,
“Wahai Rasulullah, tidaklah seseorang diseru dari pintu-pintu ini karena
darurat. Adakah seseorang yang dipanggil dari seluruh pintu tersebut?”
Rasulullah saw menjawab, “Ya dan aku berharap engkau salah satunya.”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Anas bin Malik r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Pada hari kiamat aku datang mengetuk pintu
surga. Kemudian penjaganya (malaikat) bertanya, ‘Siapakah engkau?’
‘Muhammad’ jawabku. Lalu malaikat itu berkata, “Aku dilarang oleh Allah
untuk membuka pintu surga ini kepada siapapun sebelum engkau.'”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Abu Musa Al Asy’ari r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya perumpamaanku dengan apa yang
kubawa dari Allah adalah laksana seorang lelaki yang mendatangi suatu
kaum. Laki-laki tersebut berkata, ‘Aku melihat tentara dengan mataku.
Dan sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang berterus-terang.
Maka taatilah.’ Sekelompok kaum ada yang menaatinya dan mereka pergi
sehingga mereka selamat. Sementara sekelompok yang lain diam di
tempatnya sehingga diserang musuh dan hancur binasa. Kelompok yang
pertama seperti orang yang menaati aku, sedangkan kelompok kedua seperti
orang yang tidak menaatiku.”
(Muslim)
(Muslim)
“Barangsiapa yang mati tidak berperang
dan tidak terlintas di hatinya untuk ikut berperang maka ia mati membawa
sifat kemunafikan.”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Usman bin ‘Affan r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seseorang memasuki waktu shalat wajib
kemudian ia berwudhu’ dengan sempurna dan shalat dengan khusyu’, sambil
memelihara ruku’nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah
lalu selama tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa.”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Ketika Allah menciptakan makhluk, Ia menulis
di buku (catatan) sementara di sisi-Nya di atas ‘Arasy-Nya, ‘Rahmat-Ku
mengalahkan murka-Ku.'”
(Muttafaq ‘Alaih)
(Muttafaq ‘Alaih)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sekiranya seorang mukmin mengetahui siksaan
Allah, niscaya tidak seorang pun yang tamak terhadap surga-Nya. Dan
seandainya seorang kafir mengetahui rahmat Allah, niscaya ia tidak putus
asa dari surga-Nya.”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Abu Barzah Al Aslamy r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Seorang hamba tidak bergeser dari tempatnya
pada hari kiamat sehingga ditanya empat hal; Pertama, mengenai umurnya
dihabiskan untuk apa; Kedua, mengenai ilmunya digunakan untuk apa;
Ketiga, mengenai hartanya dipakai untuk apa dan dari mana asalnya;
Keempat, mengenai tubuhnya yang sehat dimanfaatkan untuk apa.”
(Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan)
(Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan)
Dari Anas bin Malik r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang
hamba maka Allah menyegerakan siksaannya di dunia. Dan jika Allah
menghendaki keburukan bagi hamba-Nya maka Ia menangguhkannya sampai
pada hari kiamat nanti.”
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
“Barangsiapa yang diinginkan oleh Allah sebagai orang yang baik baik maka Ia memberikannya pemahaman dalam agama.”
(Bukhari – Muslim dan Ibnu Majah)
(Bukhari – Muslim dan Ibnu Majah)
“Sesungguhnya lelaki yang paling dibenci Allah ialah yang paling sangat gigih dalam permusuhan.”
(Bukhari – Muslim, Tirmidzi dan Nasai)
(Bukhari – Muslim, Tirmidzi dan Nasai)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang
paling baik akhlaknya dan orang yang paling baik di antaramu ialah yang
paling baik terhadap keluarganya.”
(Bukhari – Muslim, Tirmidzi dan Nasai)
(Bukhari – Muslim, Tirmidzi dan Nasai)
Dari Mu’adz bin Jabal r.a. berkata: “Aku
bertanya, “Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang satu amal
yang memasukkan aku ke surga dan menjauhkanku dari neraka!” Rasulullah
saw menjawab, ‘Engkau menanyakan kepadaku tentang perkara besar yang
sebenarnya mudah bagi orang yang diberi kemudahan oleh Allah untuk
menjalankannya yaitu hendaklah engkau beribadah kepada Allah tanpa
menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, membayar zakat,
shaum di bulan Ramadhan dan pergi haji ke Baitullah.’ Kemudian beliau
bersabda, ‘Tiadakah kau kuberitahu tentang pintu-pintu kebaikan? Shaum
itu adalah perisai, sedekah memadamkan dosa atau kesalahan seperti air
membunuh api dan shalat di tengah malam.’ Lalu Rasulullah saw membaca
ayat betikut: ‘Lambung mereka renggang dari tempat tidurnya sedang
mereka berdoa kepada Rabb-nya dengan rasa takut dan penuh harap serta
menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun
tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu
(bermacam-macam nikamat) yang sedap dipandang mata sebagai balasan
terhadap apa yang telah mereka kerjakan.’ (As Sajdah 16-17). Lalu beliau
bersabda, ‘Tidakkah kau kuberitahukan tentang pokok segala perkara,
tiang dan puncaknya?’ Aku menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah!” Maka
beliau berkata, ‘Pokok segala perkara ialah Islam, tiangnya ialah
shalat, puncaknya adalah jihad!’ ‘Tiadakah kau kuberitahu tentang
penopang semuanya itu?’ tanya beliau lagi. “Ya,” jawabku. Maka
Rasulullah memegang lidahnya sambil bersabda, ‘Peliharalah ini!’
Kemudian aku bertanya, “Wahai Nabiyullah, apakah kita akan disiksa
karena pembicaraann kita?” Maka Rasulullah saw bersabda, ‘Hai … ibumu
kehilanganmu! Bukankah wajah (atau hidung) manusia disungkurkan ke api
neraka, lantaran dosa-dosa dari tergelincirnya lidah-lidah mereka?'”
(Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan shahih)
(Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan shahih)
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah
saw bersabda kepada Bilal, “Hai Bilal, ceritakanlah kepadaku amal apa
yang paling banyak mengandung harapan yang telah kau kerjakan dalam
Islam. Aku mendengar suara terompahmu di hadapanku di surga.” Bilal
menjawab, “Aku tidak mengerjakan amalan yang istimewa, selain melakukan
shalat setiap usai wudhu di siang dan di malam hari. Suatu shalat yang
ditetapkan untuk aku lakukan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, “Ketika
kami sedang bersama Rasulullah saw maka tampillah Bilal untuk adzan.”
Selesai Bilal adzan, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mengucapkan
kalimat ini dengan yakin, ia pasti masuk surga.”
(Bukhari – Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
(Bukhari – Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
Dari Abu Said Al Khudri r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Jika kalian mendengar muadzin maka ikutilah
apa yang diucapkannya.”
(Bukhari – Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
(Bukhari – Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
Dari Rabi’ah bin Ka’ab r.a. berkata, “Aku
pernah bermalam bersama Rasulullah saw. Ketika aku membawakan air wudhu
dan kebutuhan lainnya, beliau bertanya, ‘Tiadakah engkau bertanya
kepadaku?’ Maka aku menjawab, ‘Aku meminta supaya aku menjadi temanmu di
surga.’ Beliau bertanya lagi, ‘Tidak meminta yang lain?’ ‘Tidak,’
jawabku. Maka beliau bersabda, ‘Perbanyaklah sujud.'”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Amal manusia yang pertama kali dihisab ialah
shalat.” Allah berfirman kepada malaikat – meskipun sebenarnya Dia telah
mengetahui — “Periksalah shalat hamba-Ku, sempurnakah atau kurang?”
Jika sempurna maka tulislah sempurna. Bila kurang, Allah berfirman,
“Lihatlah shalat sunnahnya, bagaimana?” Bila si hamba rajin shalat
sunnah saat di dunia maka Allah berfirman, “Tambahkanlah shalat
fardhunya dengan shalat sunnahnya!” Kemudian malaikat melakukannya.
(Abu Daud)
(Abu Daud)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Seorang laki-laki pernah mengunjungi
saudaranya di sebuah kampung. Maka Allah mengutus malaikat untuk
memantaunya. Ketika ia lewat, malaikat bertanya, ‘Mau kemana kau?’ Ia
menjawab, ‘Aku akan mengunjungi saudaraku di kampung ini.’ Malaikat
bertanya, ‘Apakah karena ada kenikmatan yang akan kamu peroleh darinya
(hasil bumi)?’ Ia menjawab, ‘Tidak, aku hanya mencintainya karena
Allah.’ Lalu malaikat berkata, ‘Aku adalah utusan Allah untuk menyatakan
kepadamu bahwa Allah
mencintaimu sebagaimana kau telah mencintaimu saudaramu karena Dia.'”
(Muslim)
mencintaimu sebagaimana kau telah mencintaimu saudaramu karena Dia.'”
(Muslim)
Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Tidaklah seseorang masuk surga ingin kembali ke dunia dan dia
tidak mempunyai sesuatu pun di dunia kecuali orang yang syahid. Ia
mengharap dapat kembali ke dunia untuk berperang dan terbunuh sampai
sepuluh kali karena kemuliaan yang ia peroleh.”
(Bukhari – Muslim dan Tirmidzi)
(Bukhari – Muslim dan Tirmidzi)
Dari Ubadah bin Shamit r.a. beerkata:
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa bersaksi bahwa tiada Ilah selain
Allah, Maha Tunggal Ia, tidak ada sekutu bagi-Nya, bahwa Muhammad adalah
hamba dan Rasul-Nya, Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, sedang surga itu
hak dan neraka itu hak maka Allah memasukkan ia ke surga sesuai dengan
amalnya di dunia.” Ubadah menambahkan, “Masuk surga dari pintunya yang
delapan sekehendaknya.”
(Bukhari – Muslim. Lafazhnya dari Bukhari)
(Bukhari – Muslim. Lafazhnya dari Bukhari)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Seorang
laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw, “Ya Rasulullah, kami berlayar
di laut dan kami hanya membawa air sedikit, jika kami memakai air itu
untuk berwudhu’ maka kami akan kehausan; bolehkah kami berwudhu’ dengan
air laut?” Rasulullah saw menjawab, “Air laut itu suci lagi menyucikan,
bangkainya halal dimakan.”
(Riwayat lima ahli hadits, menurut Tirmidzi, hadits ini shahih)
(Riwayat lima ahli hadits, menurut Tirmidzi, hadits ini shahih)
Rasulullah saw bersabda, “Cara mencuci
bejana seorang dari kamu, apabila dijilat anjing, hendaklah dibasuh
tujuh kali, salah satunya hendaklah dicampur dengan tanah.”
(Muslim)
(Muslim)
Rasulullah saw bersabda, “Tiap-tiap pekerjaan penting yang tidak dimulai dengan bismillah maka pekerjaan itu kurang berkah.”
(Abu Daud)
(Abu Daud)
Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw
suka mendahulukan anggota kanan ketika memakai sandal, bersisir,
bersuci dan dalam segala halnya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Busrah binti Shafwan, sesungguhnya
Nabi saw berkata, “Laki-laki yang menyentuh zakarnya (kemaluannya)
janganlah shalat sebelum ia berwudhu.”
(Riwayat lima ahli hadits, menurut Bukhari hadits ini paling sah dalam hal ini)
(Riwayat lima ahli hadits, menurut Bukhari hadits ini paling sah dalam hal ini)
Rasulullah saw berkata kepada Fathimah
binti Abi Hubaisy, “Apabila datang haidh itu, hendaklah engkau
tinggalkan shalat dan apabila habis haidh itu, hendaklah engkau mandi
dan shalat.”
(Bukhari)
(Bukhari)
Dari ‘Atha bin Yasar, dari Abu Sa’id
Al-Khudri berkata: Ada dua orang laki-laki dalam perjalanan, lalu datang
waktu shalat sedangkan air tidak ada, lantas keduanya bertayammum
dengan debu yang suci dan shalat, kemudian keduanya memperoleh air dan
waktu shalat masih ada. Seorang diantara keduanya lantas berwudhu’ dan
mengulang shalatnya dan yang lain tidak. Kemudian keduanya datang kepada
Rasulullah saw dan diterangkannyalah kejadian itu kepada Rasulullah
saw. Beliau lalu berkata kepada orang yang tidak mengulang shalat, Benar
engkau dan shalatmu sah” dan kepada orang yang mengulang shalat dengan
berwudhu’ beliau berkata, “Bagimu ganjarannya dua kali lipat.”
(Nasa’i dan Abu Daud)
(Nasa’i dan Abu Daud)
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa
memberi makanan bagi orang yang puasa, maka ia mendapat ganjaran
sebanyak ganjaran orang yang puasa itu, tidak kurang sedikit pun.”
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
Dari Anas: Ditanyakan orang kepada
Rasulullah saw, “Apakah sedekah yang lebih baik?” Rasulullah saw
menjawab, “Sedekah yang paling baik ialah sedekah pada bulan Ramadhan.”
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
Dari Abu Ayyub: Rasulullah saw berkata,
“Barangsiapa puasa dalam bulan Ramadhan, kemudian ia puasa enam hari
dalam bulan Syawal adalah seperti puasa sepanjang masa.”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Abu Hurairah: Rasulullah saw telah
berkata dalam pidato beliau, “Hai manusia! Sesungguhnya Allah telah
mewajibkan atas kamu mengerjakan ibadat haji maka hendaklah kamu
kerjakan.” Seorang sahabat bertanya, “Apakah setiap tahun, ya
Rasulullah?” Beliau diam tidak menjawab dan yang bertanya itu mendesak
sampai tiga kali. Kemudian Rasulullah saw berkata, “Kalau saya menjawab
‘ya’, sudah tentu menjadi wajib setiap tahun, sedangkan kamu tidak akan
kuasa mengerjakannya, biarkanlah apa yang saya tinggalkan (artinya
jangan ditanya karena boleh jadi jawabannya memberatkanmu).”
(Ahmad, Muslim dan Nasa’i)
(Ahmad, Muslim dan Nasa’i)
Dari Ibnu ‘Abbas: Nabi saw telah berkata,
“Hendaklah kamu bersegera mengerjakan haji maka sesungguhnya seseorang
tidak akan menyadari suatu halangan yang akan merintanginya.”
(Ahmad)
(Ahmad)
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya segala amal ibadat hanya sah dengan niat.”
(Bukhari)
(Bukhari)
Dari Ibnu ‘Umar: Nabi saw bersabda,
“Tidak boleh bagi perempuan yang ihram memakai tutup kepala dan tidak
boleh memakai sarung tangan.”
(Bukhari dan Ahmad)
(Bukhari dan Ahmad)
Dari Abu Hurairah: Bahwasanya Rasulullah
saw pernah melewati suatu onggokan makanan yang akan dijual, lantas
beliau memasukkan tangan beliau ke dalam onggokan itu, tiba-tiba jari
beliau di dalamnya meraba yang basah. Beliau keluarkan jari beliau yang
basah itu dan berkata, “Mengapakah ini?” Jawab yang mempunyai makanan,
“Basah karena hujan ya Rasulullah.”Beliau bersabda, “Mengapa tidak
engkau taruh di sebelah atas supaya dapat dilihat orang? Barangsiapa
yang mengecoh maka ia bukan umatku.”
(Muslim)
(Muslim)
Dari Ibnu Mas’ud: Sesungguhnya Rasulullah
saw bersabda, “Seorang muslim yang mempiutangi seorang muslim dua kali,
seolah-olah ia telah bersedekah kepadanya satu kali.”
(Ibnu Majah)
(Ibnu Majah)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi Allah
di bawah naungan-Nya, pada hari yang ketika itu tidak ada naungan
kecuali naungan-Nya yaitu Pemimpin yang adil; Pemuda yang rajin
beribadat kepada Allah; Orang yang hatinya senantiasa terpaut kepada
masjid; Dua orang yang berkasih sayang karena Allah, baik di waktu
berkumpul maupun berpisah; Seorang lelaki yang diajak berbuat serong
oleh wanita bangsawan yang cantik kemudian ia menolak dan berkata, ‘Saya
takut kepada Allah'; Orang yang bersedekah dengan diam-diam; Orang yang
senantiasa berdzikir (ingat) kepada Allah ketika sendirian kemudian
mencucurkan air mata.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Usamah bin Zaid r.a. berkata:
Rasulullah saw mengutus kami ke Huraqah pada suku Juhainah maka ketika
kami sampai disana, pagi-pagi kami menyerbu. Tiba-tiba aku dan seorang
Anshar bertemu dengan seorang dari mereka. Maka ketika kami telah
mengepungnya, ia berkata, “LAA ILAAHA ILLALLAAH.” Maka sahabatku orang
Anshar itu menyuruh aku menghentikan (tidak membunuhnya) tetapi aku
terus saja menikam dengan tombakku sehingga matilah dia. Dan ketika kami
telah kembali ke Madinah, berita itu telah sampai kepada Rasulullah saw
maka beliau bertanya, “Hai Usamah, apakah engkau bunuh dia setelah ia
mengucapkan ‘LAA ILAAHA ILLALLAAH’?” Jawabku, “Ya Rasulullah, ia hanya
akan menyelamatkan diri.” Rasulullah saw bertanya, “Apakah engkau bunuh
dia setelah ia mengucapkan ‘LAA ILAAHA ILLALLAAH’?” Maka Rasulullah saw
mengulang-ulang kalimat itu, sehingga aku ingin andaikan aku baru masuk
Islam pada hari itu.
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dalam riwayat lain: Rasulullah saw
bertanya, “Apakah sesudah ia mengucapkan ‘LAA ILAAHA ILLALLAAH’ masih
juga engkau membunuhnya?” Jawabku, “Ya Rasulullah, ia berkata begitu
mungkin hanya karena takut kepada senjataku.” Nabi saw bersabda, “Apakah
sudah engkau belah dadanya sehingga engkau mengetahui dengan jelas,
apakah ia berkata karena takut atau tidak.” Maka Rasulullah saw masih
saja mengulang-ulang kalimat itu,sehingga aku ingin kiranya aku baru
masuk Islam pada hari itu.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Dapat dipastikan atas manusia bagiannya dari zina yang pasti
mengenainya tanpa dapat dielakkan lagi. Dua mata zinanya adalah
pandangan mata; Dua telinga zinanya adalah mendengarkan; Lidah zinanya
adalah perkataan; Tangan zinanya adalah menampar; Kaki zinanya adalah
melangkah; Hati zinanya adalah menyukai dan mengharapkan. Semua
perzinaan itu, kemaluanlah yang membenarkan atau mendustakannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Umar bin al-Khaththab r.a. berkata: Saya
memberikan kuda kepada seseorang dalam jihad fi sabilillah maka kuda itu
disia-siakan oleh orang yang saya beri itu. Lalu saya bermaksud
membelinya kembali dengan sangkaan bahwa ia akan menjualnya dengan harga
murah. Maka saya bertanya kepada Nabi saw. Dijawab, “Jangan engkau
membeli dan jangan engkau menarik kembali sedekahmu, meskipun ia
memberikan kepadamu dengan harga satu dirham. Karena orang yang menarik
kembali sedekahnya bagaikan orang yang menelan kembali muntahnya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Jauhilah olehmu buruk sangka karena buruk sangka sedusta-dusta berita.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kamu menawar barang hanya untuk menjerumuskan orang lain.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Abu Ayyub r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Tidak dihalalkan bagi seorang Muslim memboikot (memusuhi)
saudaranya sesama Muslim lebih dari tiga hari. Keduanya berpapasan lalu
yang satu berpaling dan yang lain berpaling.Dan sebaik-baik keduanya ialah yang lebih dahulu memberi salam.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Abu Sa’id (Tsabit) bin adh-Dhahhak
al-Anshari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa bersumpah
dengan sesuatu agama selain Islam, padahal ia sengaja berdusta maka ia
tercatat sebagaimana yang dikatakannya itu. Dan barangsiapa membunuh
dirinya dengan sesuatu (alat) maka ia akan disiksa dengan alat itu pula
pada hari kiamat. Dan tidak wajib atas seseorang melaksanakan nadzar
terhadap apa yang tidak dimilikinya. Dan melaknat seorang Mu’min sama
artinya dengan membunuhnya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Maksud hadits ini ialah apabila seseorang
berkata, “Demi Allah, jika saya berdusta maka saya kafir,” padahal ia
sengaja berdusta maka Allah akan mencatatnya seperti apa yang
dikatakannya itu.
Anas r.a. berkata: Suatu hari Rasulullah
saw berkhutbah. Belum pernah aku mendengar Rasulullah saw berkhutbah
seperti itu. Maka diantaranya Rasulullah saw bersabda, “Andaikan kamu
mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu sedikit tertawa dan banyak
menangis.” Seketika itu aku melihat sahabat-sahabat Nabi saw menutup
mukanya masing-masing sambil menangis terisak-isak.
(Bukhari – Muslim)
Dalam riwayat lain: Ketika Rasulullah saw mendengar suatu hal mengenai sahabat- sahabatnya maka Rasulullah saw segera berkhutbah memberi nasehat. Dalam khutbah itu Rasulullah saw bersabda, “Telah diperlihatkan kepadaku surga dan neraka, hingga aku merasa belum pernah melihat seperti hari ini tentang kebaikan dan kejahatan. Andaikan kamu mengetahui apa yang aku ketahui, pasti kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Maka tidak pernah terjadi pada masa sahabat-sahabat Nabi saw sebagaimana hari itu, mereka menutup muka sambil terisak-isak.
(Bukhari – Muslim)
Dalam riwayat lain: Ketika Rasulullah saw mendengar suatu hal mengenai sahabat- sahabatnya maka Rasulullah saw segera berkhutbah memberi nasehat. Dalam khutbah itu Rasulullah saw bersabda, “Telah diperlihatkan kepadaku surga dan neraka, hingga aku merasa belum pernah melihat seperti hari ini tentang kebaikan dan kejahatan. Andaikan kamu mengetahui apa yang aku ketahui, pasti kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Maka tidak pernah terjadi pada masa sahabat-sahabat Nabi saw sebagaimana hari itu, mereka menutup muka sambil terisak-isak.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Akan berpeluh manusia di hari kiamat hingga
mengalir peluh mereka sampai tujuh puluh hasta dan tenggelam mereka
dalam peluhnya sendiri hingga ke mulut dan telinga mereka.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Adiy bin Hatim r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Tiadalah seseorang dari kamu melainkan akan
berhadapan dan ditanya oleh Tuhan tanpa ada antaranya dengan Tuhan
seorang juru bahasa. Maka ia melihat ke sebelah kanannya tiada sesuatu
pun kecuali amal perbuatannya yang baik-baik dan ia melihat ke sebelah
kiri juga tidak melihat sesuatu pun kecuali amal perbuatannya yang buruk
dan ia melihat ke depannya maka tidak terlihat kecuali api yang di
hadapannya. Maka jagalah dirimu dari api neraka walau dengan bersedekah
separuh biji kurma.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Manusia akan dihimpun pada hari kiamat dalam keadaan tidak
beralas kaki, telanjang dan masih kulup (belum berkhitan).” ‘Aisyah
bertanya, “Ya Rasulullah, apakah lelaki dan perempuan akan berkumpul dan
masing-masing akan melihat kepada yang lainnya?” Nabi saw menjawab,
“‘Aisyah, suasana pada hari itu jauh lebih berat dari sekadar
sebagiannya mereka memperhatikan sebagian yang lain.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Mu’adz bin Jabal r.a. berkata: Ketika aku
membonceng dibelakang Rasulullah saw di atas himar, tiba-tiba beliau
bertanya, “Hai Mu’adz, tahukah engkau, apakah hak Allah yang diwajibkan
atas hamba? Dan apakah hak hamba yang akan diberikan oleh Allah?” Jawab
Mu’adz, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Maka Nabi saw bersabda,
“Hak Allah yang diwajibkan atas hamba adalah menyembah kepada-Nya dan
tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan hak hamba yang akan
diberikan Allah adalah tidak akan menyiksa orang yang tidak
menyekutukan-Nya.” Saya bertanya, “Bolehkah aku kabarkan yang demikian itu kepada orang banyak?” Jawab Nabi saw, “Jangan, nanti mereka tidak mau berusaha.”
menyekutukan-Nya.” Saya bertanya, “Bolehkah aku kabarkan yang demikian itu kepada orang banyak?” Jawab Nabi saw, “Jangan, nanti mereka tidak mau berusaha.”
Ibnu Mas’ud r.a. berkata: Kami bersama
Rasulullah saw dalam qubah, kurang lebih empat puluh orang maka Nabi saw
bersabda, “Sukakah kamu jika kamu menjadi seperempat dari ahli surga?”
Jawab kami, “Ya.” Bersabda Nabi saw, “Demi Allah yang jiwa Muhammad ada
di tangan-Nya, aku mengharap semoga kamu menjadi separuh dari penduduk
surga. Yang demikian itu karena surga itu tidak dimasuki kecuali oleh
orang Muslim, sedangkan kamu di tengah-tengah ahli syirik bagaikan
rambut putih di badan lembu hitam atau rambut hitam di kulit lembu
merah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari ‘Amr bin ‘Auf r.a. berkata:
Rasulullah mengutus Abu ‘Ubaidah bin al-Jarrah r.a. ke Bahrain untuk
menagih pajak penduduk. Kemudian ia kembali dari Bahrain dengan membawa
harta yang sangat banyak dan kedatangan kembali Abu ‘Ubaidah itu
terdengar oleh sahabat Anshar maka mereka pun shalat Shubuh bersama
Rasulullah saw. Kemudian setelah selesai shalat mereka menghadap
Rasulullah saw maka beliau tersenyum melihat mereka kemudian bersabda,
“Mungkin kamu telah mendengar kedatangan Abu ‘Ubaidah yang membawa harta
banyak?” Jawab mereka, “Benar, ya Rasulullah.” Lalu Nabi saw bersabda,
“Sambutlah kabar baik dan tetaplah berpengharapan baik untuk mencapai
semua cita-citamu. Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan
atas kamu, tetapi aku khawatir kalau terhampar luas dunia ini bagimu,
sebagaimana telah terhampar untuk orang-orang yang sebelum kamu,
kemudian kamu berlomba-lomba sebagaimana mereka berlomba-lomba, sehingga
membinasakan kamu sebagaimana telah membinasakan mereka.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari ‘Utban bin Malik r.a. berkata:
Ketika Nabi saw selesai shalat bertanya, “Dimanakah Malik bin
al-Dakhsyum?” Dijawab oleh seseorang, “Dia itu munafik, tidak suka Allah
dan Rasulullah.” Maka Nabi saw bersabda, “Jangan berkata demikian,
tidakkah engkau tahu bahwa ia telah mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH
dengan ikhlas karena Allah? Dan Allah telah mengharamkan api neraka
kepada siapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena
Allah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Berlindunglah kamu kepada Allah dari beratnya
bala’, menimpanya kesukaran, keburukan takdir dan cemoohan musuh.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Sahl bin Sa’ad r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda kepada Ali r.a., “Demi Allah, jika Allah memberi
hidayah kepada seseorang karena ajaranmu maka yang demikian itu bagimu
lebih baik dari kekayaan binatang ternak yang merah-merah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash r.a.
berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya
Allah tidak akan mencabut ilmu pengetahuan dari seorang hamba begitu
saja, tetapi akan mencabutnya dengan matinya orang-orang alim, hingga
apabila telah habis orang-orang alim maka orang banyak akan mengangkat
orang-orang yang bodoh untuk menjadi pemimpin mereka. Lalu jika mereka
ditanya, mereka akan memberikan fatwa tidak berdasarkan ilmu
pengetahuan. Maka mereka itu sesat dan menyesatkan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari ‘Aisyah r.a. berkata kepada ‘Urwah,
“Demi Allah, hai kemenakanku, kami keluarga Nabi saw adakalanya melihat
bulan berganti tiga kali dalam dua bulan, sedangkan di rumah-rumah
Rasulullah saw tidak dinyalakan api.” ‘Urwah bertanya, “Apa makananmu?”
‘Aisyah menjawab, “Kurma dan air. Hanya saja adakalanya tetangga
Rasulullah saw mengirim hadiah susu ternak mereka.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. berkata:
Suatu hari ‘Aisyah r.a. mengeluarkan kain dan sarung yang tebal,
ditunjukkan kepada kami sambil berkata, “Rasulullah saw ketika meninggal
dunia sedang memakai sarung dan kain ini.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Bukanlah orang miskin itu yang berkeliling
meminta-minta kepada orang banyak sehingga tertolak dari satu dua suap
makanan atau satu dua biji kurma, tetapi orang miskin yang sesungguhnya
dan yang dikehendaki oleh Islam untuk dibantu ialah orang yang tidak
mempunyai penghasilan yang mencukupi dan yang tidak diingat orang untuk
disedekahi serta tidak suka pergi meminta-minta kepada orang lain.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sungguh, sekiranya salah seorang dari kamu itu
pergi mencari kayu dan dipikul di atas pundaknya, lebih baik daripada
meminta-minta kepada orang lain, baik diberi atau ditolak.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Setiap hamba Allah melewati waktu paginya,
tentu ada dua malaikat yang turun berdoa. Yang satu berdoa, “Ya Allah,
berilah ganti (balasan yang berlipat) kepada orang yang suka memberi
(dermawan).” Malaikat yang kedua berdoa, “Ya Allah, berilah kepada orang
yang kikir itu kehancuran dan kemusnahan pada hartanya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Ibnu Mas’ud r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Tidak boleh seorang menginginkan hak orang lain kecuali dua
macam yaitu seseorang yang diberi kekayaan harta oleh Allah lalu
digunakannya semata-mata untuk memperjuangkan kebenaran dan seseorang
yang diberi ilmu oleh Allah
lalu digunakan dan diajarkan kepada manusia.”
(Bukhari – Muslim)
lalu digunakan dan diajarkan kepada manusia.”
(Bukhari – Muslim)
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Tidak boleh seseorang iri terhadap orang lain kecuali
dalam dua hal yaitu seseorang yang diberi pengertian Al Qur’an lalu ia
mempergunakannya sebagai pedoman amalnya siang-malam dan seseorang yang
diberi oleh Allah kekayaan harta lalu ia membelanjakannya siang-malam
untuk segala amal kebaikan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Sesungguhnya para fakir miskin dari sahabat Muhajirin datang mengeluh
kepada Rasulullah saw, “Ya Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong
semua pahala, tingkat-tingkat yang tinggi dan kesenangan yang abadi.”
Nabi saw bertanya, “Mengapakah demikian?” Mereka menjawab, “Mereka
shalat sebagaimana kami, puasa sebagaimana kami, mereka bersedekah
sedangkan kami tidak bersedekah dan mereka memerdekakan budak sedangkan
kami tidak dapat memerdekakan budak.” Rasulullah saw bersabda, “Sukakah
aku ajarkan kepadamu amal perbuatan yang dapat mengejar mereka dan tidak
seorangpun yang lebih utama dari kamu, kecuali yang berbuat seperti
perbuatanmu?” Mereka menjawab, “Baiklah, ya Rasulullah.” Nabi saw
bersabda, “Membaca tasbih (SUBHAANALLAAH), takbir (ALLAAHU AKBAR) dan
tahmid (ALHAMDULILLAAH) setiap selesai shalat 33 kali.” Kemudian sesudah
itu para fakir miskin itu kembali mengeluh kepada Rasulullah saw, “Ya
Rasulullah, saudara-saudara kami, orang-orang kaya mendengar perbuatan
kami maka mereka berbuat sebagaimana perbuatan kami.” Maka Nabi saw
bersabda, “Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Ash-Sha’ab bin Jatstsamah r.a.
berkata: Saya memberi hadiah himar liar kepada Rasulullah saw, tiba-tiba
ditolak dan ketika Nabi saw melihat wajahku berubah (karena merasa
kecewa), beliau bersabda, “Kami tidak menolak pemberianmu itu melainkan
karena kami sedang melakukan ihram (Orang yang sedang berihram dilarang
memburu dan menangkap binatang liar).”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw
datang dari bepergian sedang beranda rumah kututup dengan tabir yang
bergambar patung maka ketika Rasulullah saw melihatnya, beliau
merobek-robeknya seraya berkata, “Manusia yang paling berat siksaannya
pada hari kiamat nanti adalah orang-orang yang menyerupakan ciptaan
Allah.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari ‘Aisyah r.a. berkata, “Belum pernah
aku melihat Rasulullah saw tertawa sehingga terlihat langit-langit
mulutnya tetapi beliau selalu tersenyum.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Umar r.a. berkata, “Rasulullah
saw biasa jika keluar dari jalan asy-Syajarah dan jika kembali dari
jalan al-Mu’arris. Dan jika masuk Makkah dari jalan ats-Tsaniyatul ‘Ulya
dan jika keluar dari ats-Tsaniyatus-sufla.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Mas’ud (Uqbah) bin ‘Amr al-Badri
r.a. berkata: Seseorang datang kepada Nabi saw dan berkata, “Saya
terpaksa mundur dari shalat jama’ah Shubuh karena Fulan (Imam)
memanjangkan bacaannya.” Berkata Uqbah, “Maka saya tidak pernah melihat
Nabi saw marah dalam suatu nasihat sebagaimana waktu itu.” Nabi saw
bersabda, “Hai sekalian manusia, seseungguhnya diantaramu ada
orang-orang yang membenci orang lain. Maka barangsiapa diantaramu
mengimami orang banyak, hendaklah ia meringkas (bacaan suratnya) karena
di belakangnya ada orang yang sudah lanjut usia, orang yang lemah dan
orang yang mempunyai kepentingan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Ya’la (Ma’qil) bin Yasar r.a.
berkata: Rasulullah saw bersabda, “Tiadalah seseorang yang diamanati
oleh Allah untuk memimpin rakyatnya kemudian ketika mati, ia masih
menipu rakyatnya melainkan pasti Allah mengharamkan surga baginya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Seorang Muslim wajib mendengar dan taat kepada pemerintahnya
pada apa yang disetujui dan yang tidak disetujui, kecuali jika
diperintah bermaksiat. Maka apabila disuruh bermaksiat, ia tidak wajib
mendengar dan tidak wajib taat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. berkata:
Aku bersama dua orang sepupuku masuk kepada Rasulullah saw, maka salah
seorang dari sepupuku berkata, “Ya Rasulullah, berilah kepada kami
jabatan pada salah satu bagian yang diberikan Allah kepadamu.” Sepupuku
yang kedua juga berkata demikian, maka Rasulullah saw bersabda, “Demi
Allah, kami tidak mengangkat seseorang pada suatu jabatan kepada orang
yang menginginkan atau orang yang berambisi pada jabatan itu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Sa’id (Abdurrahman) bin Samurah
r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda kepadaku, “Ya Abdurrahman bin
Samurah, janganlah engkau menuntut kedudukan dalam pemerintahan karena
jika engkau diserahi jabatan tanpa meminta, maka engkau akan dibantu
oleh Allah untuk melaksanakannya. Tetapi jika jabatan itu engkau peroleh
karena permintaanmu, maka akan diserahkan ke atas bahumu atau
kebijaksanaanmu sendiri. Dan jika engkau telah bersumpah atas sesuatu
perkara kemudian engkau dapatkan perkara lainnya yang lebih baik, maka
tebuslah sumpah itu dan kerjakanlah apa yang lebih baik itu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah
saw melewati seseorang yang sedang menasihati saudaranya karena pemalu,
maka Nabi saw bersabda, “Biarkanlah ia karena sesungguhnya sifat malu
itu sebagian dari Iman.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Wa’il (Syaqiq) bin Salamah
berkata: Biasanya Ibnu Mas’ud r.a. memberi ceramah kepada kami setiap
hari kamis, maka seseorang berkata kepadanya, “Hai Abu Abdurrahman, aku
ingin agar engkau suka memberi ceramah setiap hari.” Ibnu Mas’ud
menjawab, “Tiada halangan bagiku untuk memberi ceramah setiap hari,
hanya saja aku khawatir akan menjemukan kamu. Dan aku sengaja memberi
ceramah dalam waktu yang jarang, sebagaimana Rasulullah saw pernah
memberi ceramah kepada kami, khawatir akan membuatmu jemu dari nasehat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Apabila bersandal salah seorang kamu,
hendaklah ia mendahulukan kaki yang kanan dan jika melepas, hendaklah ia
mendahulukan kaki yang kiri. Hendaklah yang kanan lebih dahulu
disandali dan yang terakhir dilepaskan.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari ‘Amr bin Salamah r.a. berkata:
Rasulullah saw mengajarkan kepadaku, “Bacalah BISMILLAH dan makanlah
dengan tangan kananmu dan makanlah dari yang dekat-dekat kepadamu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata,
“Selamanya Rasulullah saw tidak pernah mencela makanan, maka jika beliau
suka, dimakannya dan jika beliau tidak suka, ditinggalkannya makanan
itu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Hudzaifah r.a. berkata: Rasulullah
saw melarang kami dari pakaian sutera yang halus atau tebal dan minum
dari bejana emas atau perak lalu beliau bersabda, “Itu semua untuk
orang-orang kafir di dunia dan untuk kamu di akhirat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Ummu Salamah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Orang yang minum dari bejana perak seolah-olah
menuangkan ke dalam perutnya api neraka jahannam.”
(Bukhari – Muslim)
***
Dalam riwayat Muslim: Sesungguhnya orang-orang yang makan dalam bejana perak atau emas atau yang minum dalam bejana perak atau emas, seolah- olah menuangkan ke dalam perutnya api neraka jahannam.
(Bukhari – Muslim)
***
Dalam riwayat Muslim: Sesungguhnya orang-orang yang makan dalam bejana perak atau emas atau yang minum dalam bejana perak atau emas, seolah- olah menuangkan ke dalam perutnya api neraka jahannam.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Segerakanlah pemakaman jenazah, maka jika ia
jenazah orang shaleh, berarti kamu menyegerakan ia kepada kebaikan dan
jika sebaliknya, berarti kamu telah melepaskan kejahatan dengan segera
dari bahumu (pundakmu).”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari ‘Aisyah r.a. berkata: Ketika
istri-istri Rasulullah saw sedang berkerumun di sisi Rasulullah saw,
tiba-tiba datang Siti Fatimah yang jalannya cepat seperti jalannya
Rasulullah saw. Ketika Rasulullah saw melihat kepadanya, maka dia
disambut dengan ucapan, “Selamat datang anakku,” kemudian ia didudukkan
di sebelah kanan atau kirinya, lalu dibisikkan kepadanya. Tiba-tiba ia
menangis tersedu-sedu dan ketika Rasulullah saw melihat tangisnya,
beliau berbisik kembali kepadanya, lalu tertawalah Fatimah. Maka aku
berkata, “Rasulullah saw mengistimewakan dengan rahasia-rahasia atas
Fatimah lebih dari istri-istrinya.” Maka menagislah aku dan ketika
Rasulullah saw telah pergi dari tempat itu, aku bertanya kepada Fatimah,
“Apa yang dikatakan Rasulullah saw tadi kepadamu?” Fatimah menjawab,
“Aku tidak akan membuka rahasia Rasulullah saw.” Kemudian setelah
Rasulullah saw meninggal, aku berkata, “Sungguh aku ingin mendapat
keterangan tentang apa yang dibisikkan oleh Rasulullah saw kepadamu
itu.” Fatimah menjawab, “Kini baiklah. Pada bisikan pertama Nabi saw
memberitahukan bahwa Jibril biasa mengulangi padanya bacaan al-Qur’an
setiap tahun satu kali dan kini dia mengulanginya sampai dua kali, ‘Aku
merasa bahwa ajalku sudah dekat, maka bertakwalah kamu kepada Allah dan
sabarlah. Aku adalah sebaik-baik orang yang mendahului kamu,’ karena itu
aku menangis. Kemudian ketika beliau melihat aku sangat sedih, beliau
membisikkan kepadaku untuk kedua kalinya, ‘Hai Fatimah, tidak puaskah
engkau sebagai wanita yang utama bagi sekalian Mu’min atau wanita yang
utama dari sekalian umat ini? Maka tertawalah aku karenanya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Barangsiapa menurunkan kainnya dibawah mata kaki karena
sombong, Allah tidak akan melihat kepadanya dengan pandangan rahmat pada
hari kiamat.” Maka Abubakar r.a. bertanya, “Ya Rasulullah, kainku
selalu turun kebawah mata kaki, kecuali jika kujaga benar-benar.” Nabi
saw bersabda, “Engkau tidak berbuat itu karena sombong.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Allah tidak akan melihat dengan pandangan
rahmat pada hari kiamat kepada siapa yang memakai (menurunkan) kainnya
karena sombong.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Anas r.a berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Barangsiapa memakai kain sutera di dunia, maka tidak akan
memakainya di akhirat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Umar bin al-Khaththab r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Janganlah engkau memakai kain sutera, maka
barangsiapa memakainya di dunia, tidak akan memakainya di akhirat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menghadiri jenazah hingga
menshalatkannya, maka ia akan mendapat pahala satu qirath dan
barangsiapa menghadirinya hingga dimakamkan, maka ia akan mendapat
pahala dua qirath.” Ketika ditanya, “Aapakah dua qirath itu?” Nabi saw
menjawab, “Sebesar dua bukit yang besar-besar.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Saya
telah mendengar Rasulullah saw bersabda, Bagaimanakah pendapatmu
seumpama ada sebuah sungai di muka pintu salah seorang dari kamu, lalu
ia mandi daripadanya setiap hari lima kali, apakah masih ada tertinggal
kotorannya?” Para sahabat menjawab, “Tidak.” Nabi saw bersabda, “Maka
demikianlah shalat lima waktu, Allah akan menghapuskan dosa-dosa
dengannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata,
“Kekasihku Rasulullah saw pernah berpesan kepadaku supaya berpuasa tiga
hari setiap bulan, shalat dhuha dua rakaat dan shalat witir sebelum
tidur.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Musa r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diberikan oleh Allah
kepadaku bagaikan hujan yang turun ke tanah, maka ada sebagian tanah
yang subur, yang dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rumput yang
banyak sekali. Dan adapula tanah yang keras menahan air, hingga berguna
untuk minuman dan penyiraman kebun tanaman. Dan ada sebagian tanah yang
keras kering tidak dapat menahan air dan tidak pula menumbuhkan
tumbuh-tumbuhan. Demikianlah perumpamaan orang yang pandai dalam agama
Allah dan mempergunakan apa yang diberikan Allah kepadaku, lalu
mengajarkannya dan perumpamaan orang yang tidak dapat menerima petunjuk
Allah yang telah ditugaskan kepadaku.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Abu Sa’id al-Khudri r.a. mendengar
Rasulullah saw bersabda, “Jika salah seorang kamu melihat mimpi yang
disukai, maka itu dari Allah dan hendaklah diceritakannya kepada orang
lain.”Dalam riwayat lain: “Jangan diberitakan kecuali kepada orang yang
engkau sukai. Dan jika mimpi yang menakutkan, maka itu dari setan dan
hendaklah ia berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak
menceritakannya kepada orang lain, maka tidak akan berbahaya baginya.
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Qatadah r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Impian yang baik dari Allah dan impian yang buruk dari
syetan. Maka barangsiapa bermimpi melihat sesuatu yang tidak disukainya,
hendaklah ia meludah ke sebelah kiri tiga kali dan membaca A’UDZU
BILLAAHI MINASY SYATHAANIR RAJIIM tiga kali, maka tidak akan
membahayakannya.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, “Janganlah salah seorang kamu membangunkan temannya dari
tempat duduknya, kemudian ia duduk padanya. Tetapi hendaklah kamu
memperluas (merenggangkan) untuk memberi tempat.” Adalah Ibnu Umar dalam
mempraktekkan hadits ini, jika seseorang bangun dari majelisnya, ia
tidak suka duduk pada tempat orang itu.
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Orang yang berkendaraan memberi salam kepada
orang yang berjalan, yang berjalan memberi salam kepada yang duduk dan
rombongan yang sedikit memberi salam kepada rombongan yang banyak.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata: Nabi saw
bersabda, “Jangan menyendiri seorang lelaki dengan perempuan melainkan
harus ada mahram yang menyertainya. Dan jangan berpergian seorang
perempuan melainkan bersama mahramnya.” Maka ada seseorang bertanya, “Ya
Rasulullah, istriku pergi berhaji sedangkan aku telah tercatat untuk
pergi berperang.” Maka Nabi saw bersabda, “Pergilah engkau berhaji
bersama istrimu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Perumpamaan orang Mukmin yang membaca
al-Qur’an adalah bagaikan buah jeruk; baunya harum dan rasanya lezat.
Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak dapat membaca al-Qur’an adalah
bagaikan kurma; rasanya lezat dan tidak berbau. Dan perumpamaan orang
munafik yang membaca al-Qur’an adalah bagaikan bunga yang berbau harum
dan rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca
al-Qur’an adalah bagaikan buah hanzhal yang tidak berbau dan rasanya
pahit.”
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya umatku pada hari kiamat nanti
akan dipanggil dalam keadaan putih cemerlang muka, tangan dan kakinya
dari bekas-bekas wudhu”. Maka barangsiapa ingin memperpanjang
kecermelangannya itu, hendaklah ia melakukannya.
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Andaikan manusia benar-benar mengetahui
keutamaan shaf pertama dan menyambut adzan kemudian untuk mendapatkan
shaf pertama mereka harus berundi, niscaya mereka akan berundi untuk
mendapatkannya. Dan andaikan mereka mengetahui keutamaan mendatangi
shalat berjamaah pada waktu yang awal, niscaya mereka akan
berlomba-lomba untuk mendahuluinya. Dan andaikan mereka mengetahui
keutamaan shalat shubuh dan ‘isya berjamaah, pasti mereka akan
mendatanginya,
meskipun dengan merangkak-rangkak.”
meskipun dengan merangkak-rangkak.”
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Apabila telah diserukan adzan untuk shalat
maka berlari mundurlah setan sambil terkentut-kentut, hingga tidak
terdengar olehnya suara adzan itu. Apabila adzan telah selesai, ia pun
datang kembali. Kemudian ia mengganggu hati orang yang shalat, seraya
berkata, ‘Ingatlah ini dan ingatlah itu.’ Padahal yang demikian itu
tidak pernah diingatnya sebelum shalat. Sehingga orang yang shalat itu
tidak tahu lagi, sudah berapa rakaatkah shalat yang dikerjakannya itu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Shalat seseorang dengan berjamaah itu
dilipatgandakan (pahalanya) atas shalatnya yang dilakukan di rumah atau
di pasarnya dengan kelipatan dua puluh lima kali. Yang demikian itu
karena apabila ia menyempurnakan wudhu’nya dengan maksud untuk shalat
(berjamaah), maka tiadalah ia melangkahkan kakinya selangkah melainkan
terangkat untuknya satu derajat dan dihapuskan daripadanya satu
kesalahannya. Lalu apabila ia melakukan shalat, maka senantiasalah
Malaikat mendoakan atasnya, selama ia masih tetap berada di tempat
shalatnya. (Doa Malaikat itu adalah), ‘Ya Allah, belas kasihanilah dia.
Ya Allah, rahmatilah dia.’ Dan senantiasalah salah seorang kamu dianggap
berada dalam shalat, selama ia menantikan shalat (berjamaah).”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Zaid bin Tsabit r.a. berkata: Bersabda
Nabi saw, “Hai sekalian manusia, shalatlah di rumah, maka sesungguhnya
seutama-utama shalat seseorang itu adalah di rumahnya, kecuali shalat
fardhu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Ibnu Umar r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, “Jadikan penghabisan (akhir) shalatmu pada waktu malam dengan shalat witir.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Barangsiapa bangun malam pada bulan Ramadhan dan mengerjakan
shalat malam karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah maka
diampuni semua dosanya yang telah lalu.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Andai aku tidak khawatir akan memberatkan umatku, niscaya
kuwajibkan mereka bersiwak (gosok gigi) pada tiap-tiap shalat.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Abu Hurairah r.a. berkata: Bersabda Nabi
saw, “Lima macam dari fitrah (kelakuan yang tetap dari sunat para Nabi)
yaitu khitan, mencukur rambut kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu
ketiak dan mencukur kumis.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Ibnu Umar r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, “Cukurlah kumis dan peliharalah jenggot.”
(Bukhari – Muslim)
(Bukhari – Muslim)
Dari Jabir bin Samurah r.a. berkata:
“Penduduk Kufah mengadukan Sa’ad bin Abi Waqqash r.a. kepada Amirul
Mukminin Umar bin Al-Khaththab r.a. sehingga Umar pun memecatnya dan
digantikan oleh Ammar bin Yasir r.a. Begitu berat pengaduan mereka,
hingga mereka mengadukan bahwa engkau tidak bisa shalat dengan
sempurna.” Jawab Sa’ad, “Adapun aku, demi Allah, memimpin mereka dalam
shalat sebagaimana shalat Rasulullah saw tidak mengurangi sedikit pun
daripadanya. Yaitu memanjangkan dua rakaat pertama dan memendekkan dua
rakaat terakhir.” Berkata Umar, “Aku kira engkau memang demikian adanya,
ya Abu Ishaq.” Kemudian Umar mengirim Sa’ad ke Kufah bersama beberapa
orang untuk menanyakan langsung kepada rakyat di sana tentang dirinya.
Setiap masjid didatangi dan kepada jamaah yang ada di situ langsung
ditanyakan tentang Sa’ad. Maka mereka pun menjawab dengan jujur, terus
terang dan mereka semua memuji kebaikan Sa’ad kecuali ketika mereka
masuk di masjid bani ‘Abs, maka ketika ditanyakan tentang Sa’ad ada
seorang lelaki bernama Usamah bin Qatadah yang bergelar Abu Sa’adah
menjawab, “Jika engkau bertanya tentang Sa’ad maka ia adalah orang yang
tidak suka keluar memimpin pasukan perang, kalau membagi tidak pernah
rata dan kalau menghukum tidak adil.” Mendengar jawaban seperti itu,
Sa’ad menyerahkan urusannya kepada Allah dan berkata, “Ingat, saya
hendak berdoa tiga macam yaitu ‘Ya Allah, jika hamba-Mu ini berdusta
(yakni Abu Sa’adah), hanya bermaksud mencari muka dan nama, maka
panjangkanlah umurnya, jadikan ia miskin sampai tua dan hadapkan ia
kepada berbagai fitnah.'” Ternyata doa Sa’ad dikabulkan oleh Allah,
sehingga ketika orang itu telah lanjut usia, selalu saja bila orang
bertanya tentangnya maka dijawab, “Orang yang telah terkena bala’ oleh
doa Sa’ad bin Abi Waqqash r.a.” (Bukhari – Muslim)
Abdul Malik bin Umar yang meriwayatkan
hadits ini dari Jabir bin Samurah berkata, “Saya sendiri melihat orang
itu telah demikian tuanya, sehingga alisnya hampir menutupi matanya.
Tetapi ia selalu duduk- duduk di tepi jalan mengganggu gadis-gadis yang
lewat.”
Dari Abu Waqid (al-Harits) bin ‘Auf r.a.
berkata: Ketika Rasulullah saw duduk di masjid, sedang orang banyak
(para sahabat) duduk pula bersama beliau, tiba-tiba datang tiga orang
lelaki. Maka dua orang diantara mereka menghadap Rasulullah saw, sedang
yang seorang lagi terus pergi. Kemudian kedua orang itu berhenti di
hadapan Rasulullah saw. Lalu salah seorang dari keduanya melihat tempat
kosong pada majelis itu, kemudian duduk padanya. Sedang yang seorang
lagi duduk di belakang mereka. Adapun orang yang ketiga maka ia
berpaling dan terus pergi. Ketika Rasulullah saw telah selesai
menyampaikan ajarannya, berliau bersabda, “Sukakah aku beritahukan
kepadamu tentang ketiga orang itu? Adapun salah seorang dari mereka,
maka ia bermaksud mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun
mendekatinya. Yang seorang lagi merasa malu (untuk berdesak-desakkan)
maka Allah pun malu (untuk menyiksanya). Sedang orang yang ketiga
berpaling, maka Allah pun berpaling dari padanya (tidak memberikan
rahmat-Nya).” (Bukhari – Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw bersabda, “Ada seseorang yang biasa menghutangkan kepada
orang-orang, maka jika ia menyuruh menagih kepada pesuruhnya, ia selalu
berpesan, ‘Jika kamu mendapati orang itu masih belum dapat membayar,
maka maafkanlah dia, semoga Allah memaafkan kami kelak.’ Maka ketika ia
berhadapan dengan Allah, Allah memaafkannya.” (Bukhari – Muslim)
Dari Abu Waqid (al-Harits) bin ‘Auf r.a.
berkata: Ketika Rasulullah saw duduk di masjid, sedang orang banyak
(para sahabat) duduk pula bersama beliau, tiba-tiba datang tiga orang
lelaki. Maka dua orang diantara mereka menghadap Rasulullah saw, sedang
yang seorang lagi terus pergi. Kemudian kedua orang itu berhenti di
hadapan Rasulullah saw. Lalu salah seorang dari keduanya melihat tempat
kosong pada majelis itu, kemudian duduk padanya. Sedang yang seorang
lagi duduk di belakang mereka. Adapun orang yang ketiga maka ia
berpaling dan terus pergi. Ketika Rasulullah saw telah selesai
menyampaikan ajarannya, berliau bersabda, “Sukakah aku beritahukan
kepadamu tentang ketiga orang itu? Adapun salah seorang dari mereka,
maka ia bermaksud mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun
mendekatinya. Yang seorang lagi merasa malu (untuk berdesak-desakkan)
maka Allah pun malu (untuk menyiksanya). Sedang orang yang ketiga
berpaling, maka Allah pun berpaling dari padanya (tidak memberikan
rahmat-Nya).”(Bukhari – Muslim)
(sumber: assunnah.arabblogs)
0 komentar:
Posting Komentar