Ada sebuah kisah yang aku ngk tau dari mana asalnya dan malas cari
tau, tapi kisah ini sangat bagus dalam mencermin kan "Apa kata orang"
Ada
seorang BAPAK dan ANAKnya berpergian dengan menggunakan Seekor KELEDAI
sebagai hewan kendaraannya. Ditengah Perjalanan Sang Anak naik Keledai
dan Bapaknya berjalan disampingnya, ada orang melihat berkomentar:
"DASAR ANAK GAK TAU DIRI !, GAK HORMAT SAMA BAPAKNYA, MASA BAPAKNYA DISURUH JALAN KAKI".
Ditengah
melanjutkan perjalanannya karena mendengar kata orang tadi, gantian
sang Bapak yang menaiki Keledai dan Anaknya berjalan disampingnya. Ada
orang mengomentari lagi:
"INI BAPAK KOK GAK SAYANG SAMA ANAK, MASA ANAKNYA DIBIARKAN JALAN KAKI".
Perjalanan
masih dilanjutkan lagi. Karena dikomentari terus, mereka berdua
memutuskan menaiki Keledainya bersama2. Lalu ada orang lagi melihat dan
berkomentar lagi:
"DASAR ANAK BAPAK SAMA" GAK PUNYA KASIHAN SAMA HEWAN.., MASA KELEDAI DINAIKI BERDUA SIH".
Karena
salah lagi apa yang dilakukannya maka Bapak dan Anak berjalan kaki
sambil memegang tali Keledainya yang juga berjalan tanpa dinaiki. Namun
tetap saja ada orang yang berkata:
"HAAAHH!...BAPAK & ANAK YG BODOH,MASA PUNYA KELEDAI TIDAK DIGUNAKAN SAMA SEKALI".
Karena Perjalanan sudah hampir sampai, Bapak dan si Anak menghindari
komentar orang lalu gantian berdua menggotong Keledai tersebut
dipunggung mereka. Orang2 yang berpapasan, terheran2. Komentar
mereka:"DASAR EDAN..!, DUNIA TERBALIK !, KELEDAI KOK MENUNGGANGI
MANUSIA".
Dalam kisah di atas menurut teori personality dikenal dengan "conformist
personality", pembawaan kepribadian yang cenderung membiarkan sikap dan
pendapat orang lain untuk menguasai dirinya. Tindakan ini muncul karena
ada perasaan khawatir tidak mendapat pengakuan dari orang lain.
Pernah suatu hari aku mengantarkan seorang teman wanita dikantor pulang
kerja. Seorang teman wanita yg sudah bersuami dan tentu saja banyak
suara sumbang dari orang-orang sekitar. Gosip. tentu saja semua gosip
itu hanyalah apa yang keluar dari pikiran orang-orang itu. Karena mereka
tidak tau dan aku tidak perlu menjelaskan ke mereka satu persatu
situasinya.
Sebelum aku mengantarkan teman wanita kantor itu, aku sudah konfirmasi
dulu sama dia, apakah suami nya mengizinkan aku mengantarnya? Dia
menjawab sudah dapat izin dan aku pun juga sudah minta izin sama istriku
dan tentu saja istriku mengizinkanya. Istrku pernah berkata
"tak perlu peduli dengan apa kata orang jika mau berbuat baik"
sama seprti cerita diatas jika mendengar apa kata orang tidak ada yang
benar. Dan selama aku benar aku ngk perlu peduli akan apa kata orang.
Aku tidak mau seperti cerita keledai diatas.